Pepaya merupakan tanaman yang sangat populer di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), produksi pepaya menduduki peringkat tiga besar penghasil buah setelah mangga dan jeruk selama lima tahun terakhir.
​Dalam proses pengembangannya, pepaya dapat terserang hama dan patogen sehingga dapat menimbulkan kerugian.
HAMA UTAMA TANAMAN PEPAYA
1. Kutu perisai (Aspidiotus destructor)
Serangga ini menghisap cairan daun dan menyebabkan nekrosis pada bagian yang tersedot. Pada serangan yang parah, bagian bawah daun mungkin tertutup seluruhnya dengan lapisan bersisik. Terdapat bintik-bintik kuning di sisi atas daun. Serangan serangga ini menyebabkan daun mengering dan rontok.
Kutu betina serangga ini berbentuk bulat, pipih, berwarna putih hingga abu-abu transparan, dan diameter kurang lebih 1,8 mm. Serangga jantan berbentuk oval dan lebih kecil dibandingkan serangga betina.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami kelompok predator seperti Chilocorus sp., Azya trinitasi, Cryptognatha nodiceps, Lindorus lophanthas., dan Pentilia castanae. Parasit yang dapat digunakan antara lain Comperiella sp., Aphytis sp., dan Aspidiotiphagus sp.
Penting untuk melindungi musuh alami serangga ini agar populasinya tetap tinggi sehingga dapat mengendalikan populasi hama. Gunakan insektisida hanya jika diperlukan.
2. Kutu dompolan (Planococcus citri)
Tanaman yang terkena hama ini akan terhambat pertumbuhannya karena hama tersebut menghisap cairan buah, daun, atau bagian lain yang ada. Bagian tanaman yang terserang dipenuhi dengan massa putih seperti lilin bertepung.
Kutu daun ini menghasilkan embun madu, yang dapat menjadi tempat bertumbuhnya embun jelaga, sehingga melapisi jaringan pepaya dengan lapisan hitam layaknya jelaga.
Hama ini hidup berkelompok pada batang, daun, bunga, dan buah. Serangga yang sudah dewasa berbentuk oval, pipih, dengan warna kuning kecoklatan, kuning muda bahkan kuning tua. Kutu ini memiliki panjang 3-4 mm dan lebar 1,5-2 mm, serta tubuhnya ditutupi massa putih seperti lilin bertepung.
Jumlah kutu ini akan meningkat pada musim kemarau, terutama ketika kelembapan relatif pada siang hari kurang dari 75%. Infestasi kutu difasilitasi oleh angin, hujan, dan semut.
Hama ini dapat dikendalikan dengan sanitasi lingkungan menggunakan gulma dan inang alternatif. Musuh alami seperti predator dari famili Coccinellidae dan Cecidomydae. Cendawan entomopatgen Empousa fresenii juga dapat dimanfaatkan untuk memberantas hama jenis ini.
3. Tungau merah (Tetranychus cinnabarrinus, T, bimaculatus, T. telarius dan T. cucurbitacearum)
Tungau ini berkembang biak dengan sangat cepat dan dapat menyebabkan kerusakan serius dalam waktu singkat. Bagian tanaman yang terserang antara lain batang, daun, dan buah.
Batang yang terserang menjadi berwarna perunggu. Pada bagian atas daun terdapat bintik-bintik kuning atau coklat yang menyebar dan mengubah seluruh daun menjadi kuning dan kemudian menjadi merah. Saat Anda membalik daun, Anda dapat melihat benang-benang halus di bagian bawah, yang merupakan tempat tinggal hama.
Jika serangannya parah, hama ini dapat menyebabkan terjadinya pengguguran pada daun. Saat buah terserang, akan muncul bintik-bintik kecil. Yang menyebabkan kesegaran dan ukuran buah berkurang.
Beberapa tungau predator dan cendawan pathogen dapat digunakan untuk mengendalikan hama ini.
4. Kutu putih papaya (Paracoccus marginatus)
Kutu putih pepaya Paracoccus marginatus merupakan hama polifag yang paling banyak menyebabkan kerusakan pada tanaman pepaya. Jika tidak terkendali, populasi kutu putih dapat menurunkan hasil panen hingga 58% dan meningkatkan biaya produksi sebesar 84%.
Peningkatan biaya produksi disebabkan meningkatnya penggunaan pestisida untuk mengendalikan populasi serangga ini.
Koloni kutu putih biasanya terdapat pada bagian bawah daun dan sekitar tulang daun. Kutu putih merusak tanaman inang dengan cara menghisap cairan tubuh tanaman sehingga menyebabkan daun berkerut. Jika infeksinya parah, daun akan menguning, kering, dan akhirnya rontok.
Selain menyebabkan kerusakan langsung pada bagian tanaman yang dihisap, kutu daun ini juga dapat menghasilkan embun madu dan menyebabkan tumbuhnya jamur embun jelaga. Embun jelaga yang tumbuh di permukaan daun dapat mengganggu proses fotosintesis.
Kutu putih pepaya ini mempunyai musuh alami berupa predator, parasitoid dan cendwan pathogen serangga.