Sejauh ini belum ada wabah penyakit zoonosis di Indonesia. Penyakit ini juga dapat menular ke manusia dan menimbulkan risiko bagi mereka yang tertular. Namun, akan lebih baik jika kita bisa memprediksi penyakit-penyakit tersebut dengan mengetahui gejala dan pengobatannya. Penyakit-penyakit berikut dapat menyerang ternak sapi:
1. Penyakit Antrak
Antrak banyak terjadi di Indonesia, menyerang ternak bahkan sapi yang dijadikan korban. Penyakit antrak atau radang limpah merupakan penyakit ternak yang paling banyak diketahui disebabkan oleh bakteri Bacillius anthracis.
Bakteri ini menular melalui kontak langsung, makanan, minuman, dan pernapasan. Sapi dari segala umur dapat tertular penyakit ini. Proses penularannya sangat cepat dan manusia juga bisa tertular. Apa saja gejala penyakit antraks berikut ini?
- Sapi menderita demam tinggi, lemas, dan gemetar.
- Hewan ternak mengalami kesulitan bernapas.
- Kelenjar susu membengkak, leher, alat kelamin, dan badan dipenuhi bisul.
- Kadang-kadang keluar darah berwarna hitam-merah dari hidung, telinga, mulut, anus, dan vagina sapi.
- Kotoran sapi berbentuk cair dan sering bercampur dengan darah.
- Limpa bengkak dan hitam
Cara pengendaliannya adalah sebagai berikut:
- Ternak divaksinasi dengan vaksin spora dengan dosis 1cc. vaksinasi ini dilakukan setiap 6 bulan sekali atau digunakan serum antiantraks dengan dosis 50-100cc per hewan.
- Jika sapi sudah terserang, harus disuntik antibiotik procain pinicilin. Dosis yang digunakan adalah 6.000 hingga 10.000 per kg bobot badan sapi.
- Apabila ternak tertular penyakit ini, segera isolasikan ke dalam kandang karantina.
- Jika sapimu mati karena penyakit itu, segeralah dibakar.
Penyakit ini disebabkan oleh Rhinovirus. Virus ini dapat berubah bentuk dengan cepat. Virus ini menyebar dengan cepat melalui kontak langsung, urin, susu, air liur, dan barang-barang lain yang terkontaminasi bakteri Aphthae Epizootica (AE). Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini antara lain:
2. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
- Sapi mengalami lepuh pada mulut, lidah, telapak kaki, dan tonjolan bulat berisi cairan bening pada bagian tubuhnya tersebut.
- Sapi sedikit pincang atau kakinya melepuh dan tidak mampu berjalan sama sekali.
- Terjadi demam atau panas, namun kemudian suhu tubuh turun dengan drastis.
- Nafsu makan sapi bisa menurun, bahkan tidak mau makan sama sekali.
- Air liur keluar berlebihan
Penyakit mulut dan kuku dapat dicegah dengan melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Tindakan pencegahan yang paling penting adalah menjaga kebersihan kandang dan sekitarnya. Selain itu, mereka harus menerima vaksinasi secara teratur.
Bila ternak diduga tertular penyakit mulut dan kuku. Segera isolasi sapi tersebut dari sapi lain dan simpan di kandang karantina untuk mencegah penularan ke sapi lain. Sapi terisolasi yang terkena penyakit ini diobati dengan suplemen vitamin A, obat sulfa, dan antibiotik. Jika sapi yang terjangkit penyakit ini mati, sebaiknya segera dikubur atau dibakar.
3. Penyakit Ngorok/Mendekur atau Septichaema Epizootica (SE)
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Pasteurella multocida dan Pasteurella haemoyiticia. Penularannya bisa terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Sapi muda, biasanya berumur antara 6 dan 24 bulan, paling rentan terkena penyakit ini.
Bakteri ini menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Penyebab lainnya adalah perjalanan jauh yang dilakukan para peternak saat musim dingin dan musim hujan. Ketika ternak terjangkit penyakit ini, mereka menunjukkan gejala-gejala berikut:
- Kulit kepala dan selaput lender lidah sapi berwarna merah, bengkak, dan kebiruan.
- Pembengkakan pada tenggorokan, anus, dan vulva.
- Paru-paru sapi mengalami peradangan, dan selaput lendir usus serta lambung menjadi asam dan berwarna merah tua.
- Sapi demam, sulit bernapas, dan tampak seperti orang mendengkur.
- Jika kondisi sapi sudah sangat parah, maka sapi akan mati dalam waktu 12 hingga 36 jam.
Penyakit ini dapat diobati dengan vaksinasi antiseptik dan pemberian antibiotik atau sulfonamid.