Kedelai merupakan tanaman palawija yang umum ditanam. Cara menanam kedelai yang benar akan mempengaruhi hasil panen. Peningkatan produktivitas dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan impor kedelai.

Menurut data Badan Pusat Statistik, Senin (8 Agustus 2022), impor kedelai pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 2.489.690,5 kilogram. Amerika Serikat menjadi negara yang paling banyak mengirimkan kedelai ke Indonesia pada tahun ini.

Untuk mengurangi impor bahan pangan ini, petani kedelai juga perlu memahami cara menanam kedelai yang benar. Lalu bagaimana cara menanam kedelai yang benar?

Pemilihan Varietas dan Benih Terbaik

Langkah awal dalam budidaya kedelai adalah menentukan varietas terbaik untuk ditanam dan segera menyiapkan benih yang berkualitas.

Dalam menanam kedelai, benih yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan budidaya kedelai. Pasalnya benih kedelai ditanam langsung tanpa disemai.

Jika kapasitas pertumbuhan rendah maka populasi tanaman akan berkurang. Selain itu, kualitas benih kedelai yang buruk menghambat proses pertumbuhan bibit.

Dalam kondisi seperti ini, hasil panen tidak akan memuaskan. Benih kedelai yang terbaik adalah yang berasal dari varietas unggul yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan memenuhi baku mutu benih.

Mempersiapkan Lahan Budidaya

Salah satu prasyarat dalam menanam kedelai adalah memilih lahan budidaya yang sesuai. Tanaman kedelai dapat tumbuh di lahan kering, lahan gambut, atau lahan sawah yang digunakan untuk budidaya padi.

Jika Anda ingin menanam kedelai di lahan kering, Anda perlu menyiapkan lahan pada akhir musim kemarau. Namun pada lahan persawahan, pengolahan lahan dapat dilakukan pada awal musim kemarau.

Diperlukan perawatan untuk menggemburkan tanah guna memenuhi kebutuhan tanaman kedelai. Pada areal penanaman kedelai, tidak hanya perlu dilakukan pengolahan lahan saja, namun juga menyediakan lahan tanam dan saluran irigasi.

Mulai Menanam

Cara menanam kedelai selanjutnya adalah dengan menyemai benih pada lahan yang telah disiapkan.

Caranya, gunakan bor untuk membuat lubang tanam sedalam 1,5-2 sentimeter. Selanjutnya tambahkan 2-4 bibit kedelai dan tutup lubang tanam dengan tanah.

Anda juga dapat menambahkan mulsa jerami atau membiarkan lahan terbuka.

Periksa pertumbuhan tanaman 4 hingga 7 hari setelah tanam (HST). Jika Anda menemukan benih yang tidak tumbuh, segera lakukan penyulaman atau ganti dengan benih baru.

Pemupukan dan Penyiraman

Setelah ditanam, tanaman kedelai memerlukan pemupukan tambahan untuk mendorong pertumbuhan. Pupuk yang biasa digunakan dalam budidaya kedelai adalah urea, SP36, TSP, atau KCL.

Pemupukan dilakukan dua kali, yaitu satu kali setelah tanam dan dua minggu sekali setelahnya. Namun, pemupukan dapat disesuaikan tergantung pada kondisi tanah.

Bekas sawah pada umumnya sangat subur dan tidak memerlukan pemupukan. Pupuk tambahan hanya diterapkan pada daerah dengan kesuburan rendah.

Selain pemupukan, tanaman kedelai memerlukan penyiraman dan pengairan, terutama jika air tidak tersedia pada musim kemarau. Penyiraman tanaman kedelai dilakukan dengan cara menggenangi bedengan kemudian membukanya kembali.

Penggenangan kemungkinan terjadi lima kali setiap minggunya atau pada 0, 14, 28, 42, dan 56 HST. Penggenangan juga dapat terjadi sebanyak tiga kali pada 0, 14, dan 28 HST.

Waktu penggenangan dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan.

Pengendalian Gulma

Selain pemupukan dan pengairan, budidaya kedelai juga memerlukan pengendalian gulma untuk mengurangi persaingan antara gulma dan tanaman kedelai.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara konvensional atau tradisional seperti penyiangan dan pengendalian kimia dengan herbisida.

Upaya pengendalian gulma dapat dilakukan dua kali, yaitu pada saat tanaman memiliki HST 20-30 dan satu kali pada tanaman yang memiliki HST 55 HST.

Sebaliknya jika menggunakan herbisida untuk pengendalian, herbisida dapat diaplikasikan pada tahap pra-pertumbuhan, sekitar 4 sampai 5 hari sebelum tanam.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Selain pengelolaan kedelai, pengendalian hama dan penyakit juga dilakukan. Perawatan tanaman ini dapat dilakukan secara terpadu dengan menggunakan kombinasi pengendalian alami dan kimia.

Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah hama dan patogen tanpa merusak lingkungan. Dalam teknik pengendalian ini, insektisida hanya digunakan jika jumlah kutu melebihi ambang batas ekonomi.

Panen dan Pasca Panen

Yang terakhir, budidaya kedelai dilakukan melalui proses panen dan pasca panen.

Begitu buah kedelai sudah besar dan umur kedelai sudah sesuai dengan kebutuhan, Anda bisa langsung melakukan proses pemanenan.

Untuk memanen kedelai, gunakan sabit untuk memotong pangkal batang dari tanah. Hasil panen kemudian mengalami proses pasca panen seperti pengeringan, penggilingan, penjemuran, pencucian, dan penyimpanan benih.