Pala merupakan tanaman asli Indonesia, tumbuh subur di wilayah timur, terutama di Kepulauan Maluku, dan telah memberikan kontribusi besar terhadap perdagangan rempah-rempah sejak abad ke-18. Faktanya, Indonesia tetap menjadi penghasil pala terbesar di dunia, dengan daerah penghasil utama adalah Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, dan Provinsi Aceh.
Pohon pala tidak hanya dikenal sebagai rempah-rempah dalam industri makanan dan minuman, tetapi juga memiliki khasiat obat yang sangat besar. Buah, biji dan fuli digunakan dalam berbagai industri, termasuk makanan, farmasi, kosmetik dan produksi minyak esensial.
Dalam artikel ini, kami akan memberi tahu Anda semua tentang pohon pala, dari sejarah hingga manfaatnya. Silakan baca penjelasannya sampai akhir!
Apa itu Pohon Pala?

Berasal dari Kepulauan Banda di Indonesia, pala adalah tanaman kuat yang dapat bertahan hidup lama. Tumbuh subur di daerah tropis dan tersebar di Indonesia, Amerika, Asia, dan Afrika. Famili Myristicaceae memiliki banyak spesies yang menghuni daerah tropis, dengan lima genera tersebar di Amerika, enam di Afrika, dan empat di Asia.
Nilai sejarah tanaman pala erat kaitannya dengan masyarakat Kepulauan Maluku. Sejak zaman Rumphius tahun 1743, pala dan cengkeh dianggap sebagai khazanah alam anugerah Tuhan di Kepulauan Maluku. Ekspor pala dan cengkeh dari Kepulauan Maluku memainkan peran penting dalam perekonomian Belanda pada masa VOC.
Namun, perubahan politik pada tahun 1970-an memungkinkan cengkeh menjadi swasembada dan harga cengkeh naik. Akibatnya, banyak petani yang beralih dari menanam pala ke menanam cengkeh, dan luas areal tanam pala pun menurun drastis.
Saat ini luas budidaya pala di Kepulauan Maluku seluas 18.000 hektar, sebagian besar tersebar di Pulau Ambon, Kepulauan Banda, dan Pulau Seram. Kondisi ekologi dengan curah hujan yang cukup, suhu yang sesuai, tanah vulkanik, dan penyebaran hama dan penyakit yang minimal sangat cocok untuk pertumbuhan pala di wilayah ini.
Tanaman pala dapat berbuah pada umur 7 s/d 80 tahun. Pohon pala yang berumur kurang lebih 25 sampai 50 tahun dapat menghasilkan buah kurang lebih 160 kg. Buahnya terdiri dari daging buah pala, 22,5 kg biji pala, dan 3 kg bunga pala.
Di pasar lokal Maluku, harga pala kering berkisar antara Rp 30.000-40.000/kg, fuli kering dijual sekitar Rp 50.000/kg dan minyak pala mentah (Crude Nutmeg Oil) bisa mencapai Rp. 300.000/kg.
Karakteristik Buah Pala

Pohon pala merupakan tanaman berukuran sedang yang tingginya mencapai 4-10 meter. Daunnya berbentuk bulat telur atau elips dan tetap hijau sepanjang tahun. Tumbuhan ini tumbuh di daerah tropis tanpa musim kemarau yang jelas dan curah hujan tinggi, pada ketinggian di bawah 700 meter di atas permukaan laut.
Pohon pala memiliki bunga jantan dan bunga betina yang berbeda, tergantung pada pohonnya. Biasanya, tanaman mulai berbuah pada umur 7-9 tahun dan mencapai produktivitas maksimum setelah sekitar 20 tahun.
Buahnya panjang, menggantung, berbentuk seperti buah pir, berukuran sekitar 7-10 cm, dan berwarna kuning pucat. Saat matang, buahnya terbelah dua dan melepaskan biji lonjong berwarna coklat tua mengilap yang dilapisi kulit biji keras.
Manfaat Buah Pala
Buah pala memiliki nilai ekonomi yang cukup besar, terutama biji dan bunganya. Berikut ini beberapa manfaat buah pala:
1. Penambah Rasa
Minyak pala dan minyak fuli memiliki profil rasa yang khas dan kompleks yang memberikan sifat unik pada makanan. Aroma pala hangat, pedas dan tajam, membuatnya menjadi tambahan yang sangat baik untuk banyak hidangan, terutama hidangan daging seperti rendang dan saus kari.
2. Penetral Bau
Minyak pala efektif menetralkan bau tak sedap yang timbul selama memasak, seperti bau menyengat kubis yang timbul selama memasak. Menggunakan pala dalam memasak dapat membantu menutupi bau-bau ini, sehingga meningkatkan penerimaan hidangan secara keseluruhan.
3. Stimulan

Pala memiliki efek stimulan yang merangsang sistem pencernaan, membantu pencernaan makanan dan meningkatkan nafsu makan. Hal ini terutama bermanfaat bagi orang-orang dengan masalah pencernaan atau nafsu makan yang buruk.
4. Antiemetik
Biji pala juga memiliki sifat antiemetik yang dapat membantu meredakan mual. Hal ini membuatnya menjadi bahan yang berguna dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi masalah mual yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti mabuk perjalanan atau mual yang terkait dengan kondisi kesehatan tertentu.
Pala juga memiliki sifat antiemetik yang dapat membantu meredakan mual. Oleh karena itu, ia merupakan bahan yang berguna dalam pengobatan tradisional untuk mengobati mual yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk mabuk perjalanan dan mual yang terkait dengan kondisi kesehatan tertentu.
5. Antioksidan
Pala mengandung senyawa antioksidan yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh. Antioksidan ini penting untuk menjaga kesehatan sel dan mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh stres oksidatif.
Konsumsi pala secara teratur dapat membantu meningkatkan asupan antioksidan dan mendukung kesehatan secara keseluruhan.
6. Sifat Insektisida, Antijamur, dan Antibakteri
Minyak pala memiliki sifat insektisida, antijamur, dan antibakteri yang membantu melindungi terhadap serangga, jamur, dan bakteri.
Penggunaan minyak pala dalam produksi makanan tidak hanya memberikan rasa dan aroma yang unik tetapi juga meningkatkan ketahanan produk terhadap kontaminasi mikroba yang tidak diinginkan.