Lahan tandus, kering, dan tidak cocok untuk pertanian merupakan salah satu masalah yang dihadapi banyak petani di Indonesia. Tanah tandus dan kering memiliki kesuburan rendah karena kandungan air dan nutrisinya rendah, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen.

Ada banyak kemungkinan penyebab tanah menjadi tandus dan kering, hal ini meliputi:

  • Memiliki kandungan clay yang minim, yaitu partikel tanah yang sangat kecil dan mampu menyimpan air dan unsur hara.
  • Tanah kekurangan unsur hara, seperti zat yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.
  • Curah hujan yang tidak merata, terlalu sedikit atau terlalu banyak, dapat membuat tanah menjadi kering atau becek.
  • Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan, terutama yang mengandung bahan kimia yang dapat merusak struktur tanah dan mengganggu keseimbangan unsur hara.
  • Banyak mengandung kapur dan gipsum. Zat-zat tersebut dapat meningkatkan keasaman tanah dan menghambat penyerapan unsur hara oleh tanaman.

Untuk mengatasi masalah tanah kering dan tandus, Anda perlu melakukan beberapa langkah untuk membuat tanah menjadi subur, antara lain sebagai berikut:

1. Menambahkan Kompos

Tanaman Penutup Tanah

Bahan ini datang dalam bentuk kandungan organik dari sisa tanaman, kotoran hewan, atau limbah rumah tangga yang telah dipecah oleh mikroorganisme. Kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan banyak unsur hara, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme.

2. Pemupukan Rutin Sesuai dengan Kebutuhan Tanah

Pemupukan diperlukan untuk memastikan tanaman memiliki cukup nutrisi dalam terjadinya pertumbuhan dan berproduksi.

3. Pemberian Kalsium

Kalsium merupakan zat yang menetralkan keasaman tanah dan memperbaiki struktur tanah. Kalsium dapat ditambahkan dengan menaburkan kapur, dolomit atau kapur pada tanah. Kalsium membantu menyuburkan tanaman dengan cara meningkatkan kandungan nutrisi.

4. Mencari Sumber Air Alternatif untuk Irigasi Tanaman

Sumber air alternatif dapat membantu petani mengatasi kendala air yang ada, terutama selama musim kemarau. Contohnya termasuk sumur, sungai, dan bendungan.

5. Melaksanakan Manajemen Sumber Daya Air secara Terpadu

Langkah ini dilakukan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air secara optimal, berkeadilan, dan berkelanjutan. Pengelolaan sumber daya air terpadu dapat dicapai melalui:

  • Pelaksanaan tindakan konservasi sumber daya air, yaitu tindakan untuk menjaga dan melindungi ketersediaan dan kualitas air, seperti penanaman pohon, pembuatan terasering, dan pembangunan sumur resapan.
  • Melaksanakan alokasi air, yaitu menentukan jumlah dan waktu penyediaan air untuk berbagai keperluan.

6. Pengairan yang Tepat

Berikan pengairan tanaman Anda secara menyeluruh, pastikan tanah tidak terlalu kering atau terlalu basah. Untuk irigasi yang tepat, beberapa faktor harus diperhatikan, seperti:

  • Jenis tanah. Tanah yang berbeda memiliki kapasitas retensi air yang berbeda. Tanah berpasir menahan air paling sedikit, tanah liat menahan air paling banyak, dan tanah lempung berada di antara keduanya.
  • Metode irigasi. Metode penyediaan air untuk tanaman, misalnya irigasi tetes, irigasi sprinkler, irigasi permukaan, atau irigasi banjir. Metode irigasi yang dipilih harus sesuai dengan kondisi tanah, tanaman dan sumber air yang tersedia.
  • Kualitas air yaitu air yang digunakan untuk irigasi harus bersih dan bebas dari garam, logam berat, pestisida dan zat lain yang dapat merusak tanah dan tanaman.
  • Irigasi dalam, yaitu mengalirkan air jauh ke dalam tanah untuk membasahi akar tanaman dan mengurangi penguapan dari permukaan tanah.
  • Menghindari genangan air. Berhati-hatilah agar air yang Anda sediakan tidak menumpuk di tanah. Jika terakumulasi, tanah dapat menjadi berlumpur dan menimbulkan bau lembab serta busuk. Anda dapat mencegah banjir dengan menggali parit drainase atau lubang kecil di tanah.

    Tanaman Tahan Kekeringan
  • Perhatikan cuaca. Sesuaikan jumlah dan frekuensi penyiraman sesuai dengan kondisi cuaca seperti suhu, kelembaban, angin, dan curah hujan. Kurangi penyiraman pada cuaca dingin, lembap, atau hujan, dan perbanyak penyiraman pada cuaca panas, kering, atau berangin.

7. Penanaman Penutup Tanah

Penanaman penutup tanah adalah tanaman yang membantu melindungi tanah dari erosi, mempertahankan kelembaban, dan menyediakan nutrisi bagi tanaman lain. Penutup tanah meliputi tanaman tahunan seperti kacang, jagung, dan sorgum, atau tanaman tahunan seperti rumput, polong-polongan, dan pohon. Tanaman penutup tanah dapat ditanam di samping atau diselingi dengan tanaman utama.

8. Rotasi Tanaman

Rotasi tanaman berarti mengganti tanaman yang ditanam setiap musim untuk mencegah hilangnya kesuburan tanah dan serangan hama. Rotasi tanaman dapat dicapai dengan menanam tanaman dari kelompok yang berbeda, seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Rotasi tanaman menambahkan berbagai nutrisi ke tanah, mengurangi penyebaran penyakit, dan menekan gulma.

9. Penggunaan Varietas Tanaman yang Tahan Kekeringan.

Varietas tanaman toleran kekeringan, seperti padi lahan kering, jagung manis, dan kacang tanah, adalah tanaman yang dapat bertahan hidup dan tumbuh dalam kondisi ketersediaan air terbatas.