Infeksi blas pada padi adalah salah satu masalah serius yang dapat secara drastis menurunkan hasil panen tanaman padi. Sayangnya, masih banyak petani yang tidak menyadari berbagai tanda-tanda penyakit blas yang sangat merugikan.

Di berbagai daerah penghasil padi, penyakit blas telah menjadi masalah besar bagi petani karena dapat mengakibatkan kehilangan ekonomi yang signifikan. Pengetahuan mengenai tanda-tanda dan pengelolaan penyakit ini sangatlah penting untuk menjaga kesehatan tanaman padi serta memastikan produktivitasnya tetap berlanjut.

Artikel ini akan mengurai secara mendalam tentang beberapa tanda-tanda penyakit blas pada padi, penyebab-penyebabnya, dan langkah-langkah efektif yang bisa diambil untuk mencegah serta mengendalikannya. Dengan memiliki pengetahuan yang tepat dan melakukan tindakan yang cepat, kerugian akibat penyakit blas pada padi dapat dikurangi.

Mengenal Penyakit Blas pada Padi

Sebelum membahas tanda-tanda penyakit blas pada padi, penting untuk memahami penyakit ini secara umum. Penyakit blas adalah salah satu penyakit utama yang menyerang padi di berbagai negara, terutama di daerah tropis dan subtropis.

Blas Daun

Penyakit ini diakibatkan oleh jamur Pyricularia grisea yang dapat menyerang berbagai bagian tanaman padi, termasuk daun, batang, leher malai, dan bulir padi. Infeksi blast tidak hanya mengakibatkan penurunan kualitas dan jumlah hasil panen, tetapi juga berisiko menyebabkan panen gagal total jika tidak ditangani dengan benar.

Penyakit blas berkembang dengan cepat dalam kondisi lingkungan yang lembap, suhu yang hangat, dan curah hujan yang tinggi. Penanaman tanaman yang terlalu padat, varietas padi yang rentan terhadap penyakit, serta pengelolaan lahan yang tidak optimal dapat memperburuk gejala penyakit blas pada padi.

4 Tanda-Tanda Penyakit Blas pada Padi

Tanda-tanda penyakit blas pada padi bisa berbeda-beda tergantung pada bagian tanaman yang terinfeksi. Setiap bagian dari tanaman akan memperlihatkan gejala yang tidak sama, meskipun semuanya disebabkan oleh jenis jamur yang sama. Apabila Anda menemukan tanda-tanda tersebut, sebaiknya segera ambil tindakan pengendalian.

Blas Daun

Tanda-tanda penyakit blas pada tanaman padi yang paling sering terlihat biasanya muncul pada daun, dikenal sebagai blas daun. Pada awalnya, bercak kecil berwarna coklat atau abu-abu akan muncul di permukaan daun. Bercak ini memiliki bentuk seperti belah ketupat atau menyerupai mata ikan, dengan tepi yang lebih gelap dibandingkan area tengahnya.

Ketika penyakit ini semakin parah, bercak-bercak tersebut akan meluas dan bergabung, membuat daun menjadi kering dan mati. Daun yang terinfeksi blas akan kehilangan kemampuannya dan mengalami kesulitan dalam melakukan fotosintesis, sehingga akan mengganggu pertumbuhannya.

Blas Leher

Blas leher, atau yang disebut dengan neck blast, merupakan jenis infeksi blas yang menyerang leher malai padi. Infeksi ini umumnya muncul pada tahap generatif saat tumbuhan mulai mengembangkan bulir. Tanda-tanda dari penyakit ini terlihat berupa bercak berwarna coklat kehitaman di bagian leher malai.

Blas Leher

Apabila serangannya sangat parah, leher malai dapat mengalami kerusakan, yang menyebabkan malai menjadi kering dan bulir padi tidak dapat terisi dengan baik. Dalam kondisi yang lebih ekstrem, seluruh malai bisa mati lebih awal, sehingga hasil panen padi menjadi gagal.

Blas Batang

Serangan pada batang padi, meskipun tidak sepopuler serangan pada daun dan leher, tetap bisa terjadi. Tanda-tandanya berupa bercak-bercak memanjang dengan warna coklat kehitaman pada batang padi.

Bercak ini dapat melemahkan kekuatan batang, sehingga padi menjadi lebih mudah roboh dan kesulitan menahan berat malai. Padi yang diserang blas batang sering kali mengalami penurunan hasil panen yang signifikan karena gangguan distribusi nutrisi ke bagian atas tanaman.

Blas Bulir

Penyakit blas dapat juga menyerang bulir padi, ditandai dengan adanya bercak berwarna coklat atau hitam di permukaan bulir. Ketika bulir terinfeksi, biji menjadi kempes dan kurang terisi. Hal ini menyebabkan penurunan berat bulir serta menurunnya kualitas gabah yang dihasilkan.

Secara umum, gejala penyakit blas pada padi sangat merugikan jika tidak ditangani dengan baik. Pengidentifikasian sejak dini dan penerapan pengendalian yang tepat sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan mengurangi dampak negatif pada hasil panen.

Cara Pengendalian Penyakit Blas pada Padi

Upaya untuk mengatasi gejala penyakit blas pada padi memerlukan strategi yang komprehensif dengan berbagai cara untuk menghentikan penyebaran jamur Pyricularia grisea. Berikut adalah beberapa metode pengendalian yang efektif untuk menangani penyakit blas pada padi.

Penggunaan Varietas Padi Bebas Blas

Salah satu metode yang sangat efektif untuk mencegah timbulnya gejala penyakit blas pada tanaman padi adalah dengan menanam varietas padi yang resisten terhadap penyakit ini. Varietas yang tahan terhadap penyakit blas umumnya telah mengalami pengembangan secara genetik untuk menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi.

Beberapa varietas padi yang memiliki ketahanan terhadap blas dan terkenal di Indonesia antara lain Ciherang, Inpari 33, dan Inpari 42 Agritan. Memilih varietas-varietas ini dapat memperkecil peluang terjadinya infeksi, meskipun risiko sepenuhnya tidak bisa dihilangkan.

Jarak Penanaman yang Tepat

Blas Batang

Menanam padi dengan jarak yang terlalu dekat dapat mengurangi aliran udara di antara tanaman, yang mengakibatkan kondisi lembab yang mendukung perkembangan jamur Pyricularia grisea. Jarak tanam yang memadai juga memungkinkan cahaya matahari menjangkau seluruh bagian tanaman dengan lebih baik, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan jamur patogen.

Rotasi Tanaman

Rotasi tanaman adalah metode yang efektif untuk menekan jumlah patogen di tanah, termasuk jamur yang menyebabkan blas. Dengan menanam jenis tanaman selain padi pada periode tanam berikutnya, seperti kacang, jagung, atau tanaman palawija lainnya, dapat menghentikan siklus kehidupan jamur penyebab penyakit blas.

Penggunaan Pestisida Jamur yang Sesuai

Apabila tanda-tanda penyakit blas sudah terlihat, pemakaian pestisida jamur bisa menjadi solusi pengendalian yang efisien. Pestisida jamur dengan kandungan aktif seperti tricyclazole, isoprothiolane, atau azoxystrobin dapat dipakai untuk mengatasi pertumbuhan jamur pada tanaman padi. Penyemprotan pestisida jamur perlu dilakukan secara rutin dan dengan dosis yang disarankan agar memperoleh hasil yang maksimal.

Pemupukan yang Seimbang

Pemberian pupuk secara seimbang, terutama nitrogen (N), sangat krusial untuk memastikan kesehatan tanaman. Maka dari itu, sangat disarankan untuk mengatur dosis pupuk nitrogen dengan tepat. Di samping nitrogen, penting juga untuk memperhatikan pemberian pupuk fosfor (P) dan kalium (K) karena nutrisi tersebut dapat memperkuat ketahanan tanaman dari serangan penyakit.

Pengaturan Waktu Tanam

Menentukan waktu tanam yang sesuai dapat mengurangi kemungkinan terjadinya serangan blas. Menanam padi tidak bersamaan dengan area sekitar dapat membantu menekan penyebaran spora jamur. Di samping itu, menghindari penanaman di musim yang sangat basah dan curah hujan yang tinggi juga dapat menurunkan risiko infeksi.

Sanitasi dan Kebersihan Lahan

Merawat kebersihan lahan adalah tindakan yang krusial untuk mengendalikan penyakit blas. Sisa-sisa tanaman yang terkena infeksi perlu dihilangkan segera setelah panen. Ini meliputi membakar jerami atau bagian tanaman yang terinfeksi. Menghilangkan gulma dan tanaman liar dari lahan juga akan meminimalisir sumber penyebaran penyakit.

Pengaturan Irigasi yang Tepat

Blas Bulir

Penggunaan air yang berlebihan untuk padi di lahan pertanian dapat meningkatkan kelembapan, yang mempercepat pertumbuhan jamur penyebab penyakit blas. Oleh karena itu, penting untuk menghindari genangan air yang lama di sekitar tanaman padi.

Sistem irigasi yang efisien, seperti irigasi bergilir, dapat membantu menjaga tingkat kelembapan tanah yang tepat dan mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit. Selain itu, hindari pemakaian air yang telah terkontaminasi oleh spora jamur dari lahan yang sakit.

Perbaikan Keadaan Tanah

Sangat penting untuk meningkatkan keadaan tanah dengan menggunakan bahan organik, seperti kompos atau pupuk ternak, yang dapat memperbaiki aktivitas mikroba yang bermanfaat di dalam tanah. Mikroba ini bisa bersaing dengan patogen tanaman dan mencegah pertumbuhan jamur penyebab blas.

Penggunaan Agen Biologis

Penerapan pengendalian biologis dengan memanfaatkan mikroorganisme antagonis merupakan metode untuk mengatasi penyakit blas. Mikroorganisme seperti Trichoderma spp. dan Pseudomonas fluorescens telah menunjukkan hasil yang positif dalam menanggulangi perkembangan jamur penyebab blas.

Mikroorganisme tersebut berfungsi sebagai biofungisida alami yang dapat menghambat pertumbuhan jamur patogen, memperkuat ketahanan tanaman, dan meningkatkan kesehatan tanah secara keseluruhan. Memanfaatkan agen biologis dapat menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan fungisida kimia.