Budidaya tanaman tebu memberikan banyak kesempatan menarik untuk usaha. Tingginya permintaan akan gula menjadikan komoditas ini sangat diminati di pasar internasional.
Dengan demikian, menanam tebu memberikan peluang untuk menghasilkan gula secara komersial. Kebutuhan gula yang besar dari sektor makanan, minuman, dan lainnya menciptakan pasar yang stabil dan berkelanjutan.
Selain sebagai sumber gula, tebu juga berfungsi sebagai bahan baku utama untuk bioetanol. Permintaan bioetanol semakin naik sebagai pilihan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, budidaya tebu dapat menjadi sumber yang dapat diandalkan bagi industri bioetanol.
Menanam tebu tidak hanya berfokus pada menghasilkan gula atau bioetanol, tetapi juga memberikan peluang dalam bidang pengolahan dan penciptaan nilai tambah.
Proses pengolahan tebu dapat mencakup ekstraksi nira, produksi gula, pembuatan sirup, pengolahan molase, serta produk-produk turunannya.
Untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam mengenai teknik budidaya tebu, mari kita simak penjelasan dalam artikel berikut.
Syarat Tumbuh
Tanaman tebu memerlukan berbagai kondisi tertentu untuk dapat tumbuh dengan baik. Di samping itu, pemenuhan syarat tumbuh juga dapat meningkatkan hasil panen secara maksimal. Berikut adalah penjelasan mengenai syarat tumbuh tanaman tebu.
Iklim
Tebu berkembang dengan baik di wilayah yang memiliki iklim tropis atau subtropis. Tanaman ini memerlukan suhu hangat dengan rentang yang ideal antara 20 hingga 35 derajat Celcius.

Jumlah curah hujan yang paling baik adalah sekitar 1. 000 hingga 2. 000 mm setiap tahun. Kelebihan atau kekurangan curah hujan dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman.
Pencahayaan
Tanaman tebu memerlukan cahaya matahari yang memadai. Sebaiknya, tanaman ini mendapatkan sinar matahari antara 6 hingga 8 jam setiap harinya. Maka dari itu, pilihlah tempat menanam yang terbuka dan mendapatkan sinar matahari secara langsung.
Tanah
Tanaman tebu berkembang dengan baik di lahan yang kaya nutrisi dan berlumpur. Tanah yang paling cocok adalah yang memiliki tekstur lempung berpasir atau lempung berlanau. Tingkat keasaman tanah yang tepat untuk pertumbuhan tebu berkisar antara 5,5 hingga 7,5.
Pastikan juga bahwa tanah memiliki sistem pembuangan air yang baik agar tidak mengakibatkan genangan yang dapat merugikan akar tanaman.
Ketinggian Lokasi
Tanaman gula mampu berkembang di ketinggian lokasi antara 0 hingga 1. 200 meter di atas permukaan laut. Akan tetapi, tanaman ini lebih optimal tumbuh pada ketinggian rendah sampai menengah, yaitu antara 0 hingga 500 meter di atas permukaan laut.
Kelembaban
Tanaman tebu memerlukan tingkat kelembaban yang memadai untuk tumbuh dengan baik. Kelembaban relatif yang paling baik berada di kisaran 60 hingga 80 persen. Namun, penting untuk memastikan tidak ada kelembaban yang berlebihan, karena hal ini dapat memicu munculnya penyakit atau hama.
Drainase
Ketentuan pertumbuhan lainnya adalah memastikan bahwa tanah memiliki sistem drainase yang efektif. Penumpukan air dapat merusak akar tanaman tebu dan berdampak pada perkembangan serta hasilnya.
Oleh karena itu, perlu dipastikan ada saluran drainase atau sistem irigasi yang baik untuk mengontrol ketersediaan air.
Teknik Budidaya Tanaman Tebu
Setelah memahami berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan agar tebu dapat berkembang dengan optimal dan sehat, Anda dapat memulai langkah-langkah budidaya berikut ini:
1. Persiapan Lahan Budidaya Tanaman Tebu
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menanam tebu adalah menyiapkan area tanam. Berikut adalah metode untuk mempersiapkan tanah yang akan digunakan untuk tanaman tebu:
a. Pembersihan Lahan
Bersihkan area dari rumput liar, batu, sampah, dan berbagai benda lain yang dapat mengganggu pertumbuhan serta perkembangan tanaman tebu di kemudian hari.
Penghilangan gulma penting dilakukan supaya tanaman tebu tidak bersaing dalam memperoleh sumber daya dan nutrisi, sehingga pembersihan harus dilakukan sebelum proses penanaman.
Untuk lahan yang sudah digunakan sebelumnya atau akan dipakai kembali, penting bagi petani untuk membersihkan sisa-sisa tanaman tebu dari musim tanam sebelumnya. Jika dibiarkan, hal ini dapat menjadi penyebab infeksi pada akar atau batang tanaman tebu itu sendiri. Pembersihan ini sebaiknya dilakukan sekitar dua bulan sebelum proses penanaman tebu dimulai.
b. Pengolahan Tanah

Selain melakukan pembersihan, Anda juga harus melakukan pengolahan tanah. Dalam tahap ini, ada dua proses yang harus dilalui, yaitu pembajakan dan penggemburan.
- Pembajakan: Ini adalah tahap di mana tanah dibongkar untuk meningkatkan kedalaman olahan tanah pertanian. Tujuannya adalah untuk meningkatkan sirkulasi udara dalam tanah.
- Penggemburan: Lakukan penggemburan tanah dengan bantuan alat seperti bajak atau cangkul. Selanjutnya, aplikasikan pupuk organik atau pupuk khusus untuk meningkatkan kesuburan tanah.
- Buat Drainase atau Got: Setelah itu, pastikan lahan memiliki sistem drainase yang baik agar tidak terjadi genangan air yang berlebihan. Jika perlu, buat saluran drainase atau parit supaya air dapat mengalir dengan lancar. Genangan air yang terlalu banyak dapat menyebabkan munculnya penyakit dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
c. Pemupukan Dasar
Pemupukan dasar adalah tindakan penting untuk meningkatkan kesehatan tanah pertanian. Selain itu, proses ini juga berfungsi agar tanah memiliki cukup nutrisi dan tingkat pH yang sesuai, sehingga tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang optimal.
2. Persiapan Benih Tanaman Tebu
Nah, teman-teman, dalam hal pertanian, pembibitan adalah salah satu tahap yang sangat krusial. Namun teman-teman tidak perlu cemas, karena biasanya, khusus untuk budidaya tebu, benih sudah disediakan oleh pemerintah dan banyak pabrik gula yang bekerja sama dengan para petani.
a. Pemilihan Bibit Unggul
Untuk mencapai hasil yang optimal, mutunya bibit tebu harus tinggi. Beberapa syaratnya adalah:
- Bibit tersebut harus memiliki kemampuan tumbuh minimal 90%,
- Memiliki tingkat kemurnian minimal 95%,
- Batang harus sesuai dengan jenis tebu yang dipilih dan tidak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang terhambat atau kerdil,
- Dan dalam keadaan sehat tanpa gejala kekeringan, keriput, atau jamur.
Di samping syarat-syarat di atas, terdapat pula standar untuk benih tebu yang sehat menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu sebagai berikut:
- Serangan hama penggerek batang tidak boleh melebihi 2% dari jumlah ruas benih tebu,
- Penggerek pucuk sebaiknya kurang dari 5% dari total ruas benih tebu,
- Serangan hama lainnya harus di bawah 5%,
- Dan sebaiknya benih tidak terinfeksi penyakit sistemik seperti RSD, mosaik, dan blendok.
b. Macam-Macam Bibit Tebu
Berikut adalah beberapa jenis bibit tebu berdasarkan cara perolehannya:
- Rayungan, adalah bibit tebu yang matanya sudah mulai tumbuh. Tipe bibit ini sesuai untuk tanah yang memiliki cukup air.
- Bagal, adalah bibit tebu yang matanya belum tumbuh. Tipe bibit ini dapat ditanam di lahan sawah atau tegalan.
- Lonjoran, adalah jenis bibit tebu yang belum dipotong menjadi stek.
- Beberan, adalah bibit bagal yang telah melalui proses semai terlebih dahulu hingga tunasnya keluar.
- Bibit tebu pucuk, didapatkan dari bagian ujung batang tebu dengan panjang antara 2 hingga 3 ruas.
3. Cara Menanam Tebu
Setelah menyiapkan lahan, langkah berikutnya adalah menanam. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menanam tebu, seperti:
- Jarak Tanam: Tentukan jarak yang tepat untuk varietas tebu yang akan ditanam. Umumnya, jarak antar lubang tanam berkisar antara 1 hingga 1,5 meter.
- Pola Penanaman: Pilih pola penanaman tebu yang paling sesuai dengan desain kebun atau lahan yang diinginkan.
- Lubang Tanam: Selanjutnya, buat lubang tanam dengan ukuran yang memadai untuk memuat bibit tebu. Umumnya, kedalaman lubang tanam adalah sekitar 15-20 cm dan lebar 20-25 cm. Pastikan jarak antar lubang tanam sudah sesuai dengan rekomendasi untuk jenis tebu yang digunakan.
- Kedalaman Tanam: Tempatkan bibit tebu ke dalam lubang dengan hati-hati, pastikan akarnya tidak rusak. Jangan menanam bibit terlalu dalam, cukup masukkan batang bibit sekitar 2-3 cm dari permukaan tanah. Timbun tanah di sekitar bibit, tekan sedikit, dan pastikan bibit berdiri tegak.
Perawatan Tanaman Tebu
4. Pemeliharaan Tanaman Tebu
Merawat budidaya tanaman tebu sangat krusial untuk menjamin pertumbuhan yang baik dan memaksimalkan hasil panen.
Anda bisa melakukan perawatan tebu dengan berbagai metode, seperti penggantian tanaman yang hilang, penyiraman, pengelolaan saluran, pengendalian hama, pemupukan, dan penyingkiran gulma.
a. Penyulaman
Penyulaman adalah langkah yang diambil untuk mengganti tanaman tebu yang sudah mati dengan yang baru. Ini dilakukan agar pertumbuhan tebu dapat berjalan dengan baik dan tumbuh secara seragam.
b. Pemberian Air
Pastikan bahwa tanaman tebu yang Anda tanam mendapatkan cukup air. Tebu memerlukan air yang cukup untuk pertumbuhannya dan untuk menghasilkan gula yang optimal. Selama fase pertumbuhan yang berlangsung 4-5 bulan, tanaman ini memerlukan lebih banyak air.
Ketika tanaman tebu sudah mencapai usia tua, kebutuhan airnya akan menurun. Oleh karena itu, sebaiknya jangan memberikan air secara berlebihan yang bisa membuat tanah di sekitar tanaman menjadi tergenang. Keadaan ini dapat merusak akar dari tanaman tebu dan menyebabkan pembusukan yang cepat.
c. Pemeliharaan Got
Sangat penting untuk menjaga saluran air tetap bersih, bebas hambatan, dan berfungsi dengan baik agar tanaman tebu mendapatkan pasokan air yang memadai. Lakukan pembersihan saluran secara teratur untuk menghilangkan endapan, lumpur, dan bahan organik yang bisa menghalangi aliran.
Pastikan saluran tetap bersih dan lancar agar air irigasi dapat mengalir tanpa hambatan. Juga bersihkan gulma atau tanaman liar yang tumbuh di sekeliling saluran untuk mencegah gangguan aliran air.
Selain itu, lakukan perbaikan atau pemeliharaan secara berkala pada saluran yang mengalami kerusakan atau kebocoran. Pastikan penutup saluran atau pintu air dalam keadaan baik untuk mengatur aliran air secara tepat. Bersihkan atau ganti komponen yang rusak jika diperlukan.
d. Pembumbunan
Pembumbunan berfungsi untuk memberikan dukungan pada batang tanaman tebu, terutama ketika tanaman mulai tumbuh menjulang. Ini mencegah batang tanaman agar tidak roboh atau patah akibat tiupan angin atau faktor lain.
Pembumbunan dilakukan dengan cara membentuk tumpukan tanah di sekitar bagian dasar batang tebu. Sasaran utama dari pembumbunan adalah untuk memberikan dukungan fisik kepada tanaman, memperbaiki sirkulasi udara di sekitar akar, serta menghindari penumpukan air.
Selain itu, pembumbunan juga membantu dalam mengendalikan gulma serta melindungi tanaman dari kerusakan fisik.
Umumnya, pembumbunan dilakukan beberapa minggu setelah penanaman bibit tebu. Ini memberikan kesempatan bagi bibit untuk mengakar dengan baik sebelum proses pembumbunan dilaksanakan.
Proses pembumbunan ini dapat dilakukan secara berkala, berdasarkan pada kondisi pertumbuhan tanaman dan kebutuhan tanah.
e. Penyiangan
Kegiatan ini bertujuan untuk menghapus gulma atau tanaman liar yang muncul di sekitar tanaman tebu. Sasaran utama dari penyiangan adalah untuk mengurangi persaingan dalam hal nutrisi, air, cahaya, dan ruang antara tebu dan gulma.
Penyiangan sebaiknya dilakukan secara teratur mulai dari awal penanaman sampai tanaman mencapai fase dewasa. Pada tahap awal, penyiangan harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar akar tanaman muda tidak rusak.
Setelah itu, penyiangan dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan, dengan memperhatikan pertumbuhan gulma yang ada.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian terhadap hama dan penyakit adalah aspek yang sangat penting dalam merawat tanaman tebu. Lakukan pengecekan rutin pada tanaman tebu untuk mendeteksi adanya tanda-tanda serangan hama ataupun penyakit.

Amati perubahan yang terjadi pada daun, batang, atau buahnya, seperti bercak, kerusakan, atau bentuk yang tidak normal. Selanjutnya, ambil langkah-langkah pencegahan agar hama dan penyakit tidak masuk ke area tanaman tebu.
Ini bisa mencakup pemilihan benih yang sehat, menggunakan bibit yang tidak terinfeksi penyakit, serta menjaga kebersihan area di sekitar tanaman tebu.
Lakukan langkah sanitasi untuk memastikan kebersihan lahan, termasuk membuang sisa-sisa tanaman yang sudah terinfeksi, serangga yang mati, dan gulma yang bisa menjadi tempat berkembang biak hama dan penyakit.
Gunakan pestisida jika terdapat serangan hama atau penyakit yang terindikasi dalam jumlah yang besar dan dapat membahayakan tanaman tebu. Terapkan pestisida sesuai instruksi dan lakukan dengan hati-hati untuk menghindari overdosis atau kerusakan pada tanaman serta lingkungan sekitar.
6. Panen Tebu
Panen tebu dilakukan saat tanaman telah mencapai tahap kematangan yang ideal untuk pengambilan nira atau tebu yang akan diolah menjadi gula.
Proses pemanenan tebu dapat dilakukan ketika tanaman sudah mencapai kematangan yang sesuai. Kematangan ini bisa ditentukan berdasarkan usia tanaman, tinggi tanaman, serta kandungan gula dalam nira. Umumnya, proses panen dilakukan saat tanaman berusia sekitar 9-12 bulan setelah ditanam.
Saat melakukan panen, tebu dipotong dekat dasar batang menggunakan alat pemotong yang tajam. Pastikan untuk memotongnya dengan cermat agar tidak merusak tanaman.
Setelah dipotong, tebu harus segera diangkut dan dimuat ke dalam kendaraan seperti kereta api atau truk. Pastikan tebu dikemas dengan rapi dan aman agar tidak rusak atau kehilangan kualitas selama pengangkutan.
Selanjutnya, tebu yang sudah dipanen dan diangkut ke pabrik gula atau pabrik pengolahan tebu, nira akan diambil melalui proses penggilingan dan penyulingan. Nira ini kemudian akan diproses lebih lanjut untuk menjadi gula.
Usai panen, penting untuk membersihkan lahan dari sisa-sisa tebu, batang, atau daun yang tertinggal. Hal ini diperlukan untuk menjaga kebersihan lahan dan mencegah penyebaran hama atau penyakit pada musim tanam selanjutnya.