Indonesia merupakan negara agraris, dan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Sayangnya, tidak semua petani senang dengan hasil panen melimpah mereka. Tak sedikit masyarakat yang harus berpuas diri dengan hasil panen yang pas-pasan. Bahkan, beberapa petani mengalami kegagalan panen. Penyebabnya bermacam-macam, namun salah satunya adalah adanya hama tanaman.
Dengan kata lain hama tumbuhan adalah hewan yang mengganggu pertanian dan perkebunan manusia. Hewan ini memakan tumbuhan, buah-buahan, dan batang tanaman, seperti lalat buah, sehingga merusak daging buah hingga membusuk dan tidak dapat dipanen.
Contoh di atas menunjukkan dampak hama tanaman. Oleh karena itu, untuk melindungi tanaman yang kita tanam dari serangan hama, kita perlu memahami lebih dalam tentang apa itu hama tanaman. Jadi silahkan baca dulu artikel di bawah ini!
Apa yang Dimaksud dengan Hama pada Tanaman?
Hama tumbuhan adalah hewan yang berusaha mengganggu kepentingan manusia, misalnya dengan memakan tumbuhan yang dibudidayakan manusia secara ekonomis. Saat kita menanam rumput, rumput tersebut dimakan oleh belalang yang disebut hama. Penggerek batang disebut hama karena padi yang ditanam dan terserang penggerek batang.
Perbedaan Hama dan Gulma
Perbedaan Hama dan Gulma Kita sering kali masih bingung membedakan hama dan gulma. Setelah membahas pengertian hama, langkah selanjutnya adalah memahami perbedaan hama dan gulma.
Pada dasarnya hama adalah hewan yang mengganggu tanaman yang ditanam manusia. Kecuali, jika serangga atau hewan menyebabkan kerugian ekonomi bagi pemiliknya, maka serangga atau hewan tersebut tidak dapat disebut hama.
Sedangkan, gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi kehidupan manusia. Kerugian yang ditimbulkan antara lain dampak kompetisi yang menurunkan ketersediaan unsur dan mendorong efek allelopathy (zat beracun bagi tanaman).
Jenis-Jenis Hama Perusak Tanaman yang Perlu Anda Ketahui
Contoh hama tanaman sangat banyak dan tentunya setiap orang mempunyai cara pengendalian yang berbeda-beda. Di bawah ini adalah 11 contoh hama tanaman yang umum. Apa saja? Yuk simak!
1. Wereng Batang Coklat
Hama tanaman yang pertama adalah wereng batang coklat (WBC). Wereng merupakan hama utama tanaman padi. Hama ini menyebabkan padi mengering dan seperti terbakar. Hal ini bisa terjadi karena WBC menghisap cairan sel batang padi.
Sesuai dengan namanya, hama padi ini berwarna coklat dan panjangnya 2 hingga 4,4 mm. Siklus hidup wereng batang coklat relatif singkat dan dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Pada suhu 270-280 °C, WBC bisa mencapai 25 hari. Pertumbuhan populasi WBC secara langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh faktor iklim. Umumnya WBC menyerang tanaman padi pada musim hujan.
Berikut beberapa cara atau taktik pengendalian Wereng Batang Coklat:
- Penanaman massal lahan, pengelolaan tanaman dan pengelolaan kebersihan
- Pemilihan varietas tahan lama terhadap hama wereng coklat ini
- Penerapan pengendalian biologi, dengan membiarkan musuh alami wereng coklat
- Penggunaan pestisida, namun jenis dan formulasi pestisida harus sesuai dipilih dengan cermat untuk menghindari pencemaran lingkungan.
2. Belalang
Sebenarnya jenis belalang ada bermacam-macam. Namun spesies Belalang Patanga Kembara lah yang menjadi perhatian besar para petani. Belalang ini aktif di siang hari, bertelur berkelompok di tanah, hidup di rerumputan, dan lebih menyukai daerah kering dan panas. Belalang jenis ini menyerang jagung, pisang, kacang tanah, dan padi.
Belalang Patanga Kembara mempunyai ciri tubuh ramping dan antena pendek. Ukuran tubuhnya 60-76mm untuk jantan dan 75-90mm untuk betina. Warna badannya coklat dengan garis berwarna krem di tengah punggung. Selanjutnya terdapat bintik-bintik pada sayap depan yang membentuk selaput berwarna krem bila pangkal sayap belakang melebar.
Ada beberapa pilihan untuk memberantas serangan hama tanaman ini, antara lain:
- Menanam tanaman penutup tanah bila permukaan tanah tertutup seluruhnya dan tidak ada ruang untuk telur.
- Menerapkan sistem pola tanaman penutup tanah seperti kacang
- Melakukan gropyokan, maksudnya menangkap belalang ramai-ramai menggunakan jaring atau alat lain untuk menangkap belalang,
- Keberadaan musuh alami seperti burung yang menjadi pemangsa juga ampuh mengatasi hama belalang
3. Tikus
Mungkin kita hanya mengenal tikus sebagai hewan pengganggu di rumah kita. Tikus sebenarnya ada banyak jenisnya, salah satunya adalah hama tanaman. Tikus sawah merupakan salah satu jenis tikus yang keberadaannya merugikan petani. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan serius selama penanaman, pemanenan, dan bahkan penyimpanan.
Tikus sawah mulai merusak tanaman padi dari tengah petak, kemudian menyebar ke tepi petak, hingga akhirnya hanya menyisakan satu atau dua baris tanaman padi di tepi petak. Petani mungkin mengalami gagal panen karena serangan hama yang berat.
Kita dapat mengenali tikus lapangan dari beberapa cirinya. Ciri-ciri tersebut antara lain tekstur bulu agak kasar, moncong berbentuk kerucut, badan silindris, warna badan hitam abu-abu kecoklatan, dan panjang badan 130 hingga 210 mm.
Sedangkan untuk memberantas serangan hama tanaman ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Melakukan gropyokan bersama
- Memasang pagar listrik
- Memanfaatkan predator seperti burung hantu
- Menggunakan rodentisida (bahan kimia yang digunakan untuk mengusir tikus)
4. Ulat
Ulat merupakan hama tanaman dan musuh petani. Salah satu dari dua jenis ulat yang sering merusak tanaman adalah ulat daun dan ulat grayak. Keduanya biasa menyerang tanaman sawi dan kedelai.
Faktanya, serangan hama ulat grayak dapat menurunkan produksi kedelai petani secara signifikan. Ulat biasanya memakan daun dan batang, terutama pada malam hari. Akibatnya hanya tersisa kerangka daun atau tulang daun dari daun yang dimakan ulat tersebut.
Tentunya untuk meningkatkan hasil produksi petani perlu dilakukan pemberantasan hama ulat yang terdapat pada tanaman. Untuk mengendalikan hama tanaman ulat bulu dapat mengikuti cara berikut ini:
- Gunakan pupuk insektisida alami seperti, penggunaan ekstrak daun jeruk nipis.
- Observasi rutin.
- Ambil telur ulat dan kepompong ulat grayak.
- Gunakan pupuk insektisida (dalam jumlah yang sesuai).
5. Walang Sangit
Hama tanaman berikutnya yang juga tak kalah merugikan bagi petani adalah walang sangit. Hewan ini merupakan salah satu hama utama yang menyerang produk beras di seluruh dunia. Hama ini menyebabkan kerusakan dengan menghisap bulir beras pada tahap pemasakan susu dan mengosongkan bulir beras. Selain itu, walang sangit menyebabkan bercak coklat dan menurunkan kualitas biji-bijian.
Walang sangit bentuknya memanjang dan berwarna coklat. Panjangnya kira-kira 14-17 mm dan lebar 3-4 mm, dengan kaki dan antena yang panjang. Siklus hidup walang sangit kira-kira 35 hingga 56 hari, dan setiap induk bertelur 200 hingga 300 butir.
Beberapa metode dapat digunakan untuk mengendalikan hama walang sangit tersebut, sebagai berikut:
- Penggunaan perangkap bau (keong) untuk menarik perhatian hama walanng sangit,
- Penggunaan asap karena bau yang dihasilkan tidak menarik bagi hama,
- Penggunaan kapur barus,
- Penggunaan tumbuhan ribu-ribu.
6. Tungau
Tungau adalah hama tanaman berukuran sangat kecil (kurang dari 1 mm) yang menyerupai laba-laba dan hidup di bawah daun. Tungau dapat memakan berbagai jenis tanaman, antara lain kapas, strawberry, tomat, kedelai, kacang panjang, dan tanaman hias seperti mawar.
Spesies tungau yang umum dijumpai adalah tungau merah. Tungau merah betina biasanya bertelur 15 hingga 20 butir per hari. Mengingat banyaknya tungau yang muncul, tidak mengherankan jika satu musim dapat menimbulkan banyak kerusakan.
Tungau merah menghisap cairan dari daun, ranting muda, dan buah inangnya. Hama tanaman ini juga mengeluarkan racun yang mengganggu metabolisme tanaman. Bintik-bintik kecil terbentuk pada daun yang dirusak oleh tungau, setelah itu daun berubah warna dan rontok.
Untuk mengatasi serangan hama tanaman oleh tungau, Anda bisa mencoba cara berikut ini:
- Musnahkan tanaman yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran ke tanaman lain,
- Pengendalian hayati dengan predator tungau,
- Pemberian pupuk kimia (secukupnya)
- Penerapan sistem tanam tumpang sari.
7. Uret
Hama tanaman ini memiliki tubuh gemuk, berwarna putih, bening dengan kepala berwarna coklat dan taring besar. Uret menyerang tanaman seperti strawberry, jagung, kedelai, dan kacang tanah. Selain itu, uret juga menargetkan tebu, terkadang menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan roboh.
Uret berasal dari larva yang berukuran lebih besar dari telur saat menetas. Uret yang sudah cukup umur akan menembus tanah hingga kedalaman 10 sampai 30 cm. Uret menghabiskan 4 hingga 6 bulan di bawah tanah.
Pengendalian hama uret dapat dilakukan dengan cara:
- Penggunaan mulsa plastik,
- Penggunaan predator jamur dan cacing,
- Pemasangan jaring,
- Penggunaan obat kimia
8. Lalat Buah
Indonesia merupakan negara tropis dengan berbagai jenis buah-buahan. Hal ini menjadi peluang bagi buah-buahan lokal untuk memasuki pasar internasional. Sayangnya kualitas buah lokal masih lebih buruk dibandingkan kualitas buah impor. Penyebabnya adalah penyebaran hama yang mengakibatkan kerugian bagi petani dan pedagang buah.
Hama tanaman adalah lalat buah. Hama tanaman ini hanya bertelur pada buah sehingga merusak daging buah dan menyebabkan buah membusuk dan gugur.
Lalat buah biasanya menyerang buah yang berkulit tipis dan berdaging lunak, seperti tomat. Gejala pertama yang muncul pada buah biasanya berupa bintik hitam kecil. Saat buah dibelah, akan keluar larva kecil.
Ada beberapa cara pengendalian hama lalat buah, antara lain:
- Membungkus buah
- Memanen lebih awal sebelum penyakit menular,
- Memasang perangkap lalat buah,
- Menggunakan musuh alami seperti laba-laba dan semut, Kumbang, dll.
9. Kepik
Kepik biasanya menyerang tanaman kedelai sehingga mengakibatkan berkurangnya kualitas dan kuantitas produksi. Kepik merupakan salah satu hama penghisap polong. Sedangkan hama penghisap kolong diklasifikasikan menjadi tiga jenis: kepik hijau, kepik hijau muda, dan kepik coklat.
Cara kepik merusak tanaman dengan menghisap cairan bijinya. Hal ini menyebabkan biji menyusut dan akhirnya rontok. Selain itu, benih yang diincar kepik juga berubah berwarna hitam dan membusuk. Kualitas biji yang dihasilkan pun menurun.
Untuk mencegah serangan kepik, Anda dapat menggunakan beberapa cara:
- Penggunaan insektisida yang efektif dan selektif,
- Penggunaan ekstrak minyak mimba dan cuka kayu,
10. Anjing Tanah (Orong-orong)
Hama tanaman ini biasanya menyerang tanaman padi pada saat tanam padi (pindah tanam) dan sampai sekitar 30 hari setelah tanam padi. Serangga menyerang tanaman padi ketika lahan tidak tergenang air.
Oleh karena itu, jika umur padi lebih dari 30 hari, sebenarnya padi tersebut tidak menimbulkan kerugian yang berarti.
Sedangkan untuk membasmi hama orong-orong, Anda bisa menggunakan cara berikut ini:
- Ratakan tanah agar air tergenang secara merata,
- Menggunakan perangkap lampu,
- Menggenangi sawah selama 3-4 hari dapat mematikan telur orong-orong.
- Penggunaan insektisida secara terukur.
11. Penggerek Batang Padi
Hama padi ini merupakan salah satu hama yang paling sering menyerang padi, intensitas serangannya bisa mencapai 90%. Hama ini terjadi pada masa pertumbuhan padi, mulai dari tahap vegetatif hingga tahap reproduksi.
Secara umum gejala yang ditimbulkan oleh hama penggerek batang ada dua, yaitu sundep dan beluk. Sundep menyebabkan ujung batang padi menjadi kering dan menguning. Lain dengan beluk, hama ini menyebabkan bulir padi menjadi kosong tidak berisi.
Cara pengendalian penggerek batang padi antara lain:
- Menerapkan pola tanam serentak,
- Menerapkan pola tanam bergantian dengan tanaman non padi,
- Mengumpulkan telur penggerek batang padi di persemaian,
Berikut ini penjelasan mengenai hama tanaman dan memberikan contoh hama tanaman yang menyerang tanaman petani. Pada dasarnya, ada berbagai cara untuk menangani hama tanaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu, informasi diperlukan untuk pengobatan yang tepat dan efektif. Saya harap artikel ini memberi Anda sedikit wawasan.