Saat menanam padi, Anda tidak bisa lepas dari ancaman penyakit yang biasa menyerang padi. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan petani untuk mengenali jenis-jenis penyakit padi sehingga dapat mendeteksi dan melakukan pengendalian secara tepat, cepat dan akurat. Mampu mengendalikan serangan penyakit pada padi, maka tujuan dari budidaya akan tercapai.
- Hawar Daun Bakteri
Penyakit hawar daun ini adalah bakteri yang tersebar luas dan dapat mengurangi hasil panen secara signifikan. Penyakit ini terjadi pada musim hujan atau kemarau basah, terutama pada lahan persawahan yang selalu tergenang air dan memiliki kandungan pupuk nitrogen yang tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri bernama Xanthomonas Campestris pv oryzae.
Penyakit ini menimbulkan dua gejala, yaitu kresek dan hawar. Kresek merupakan gejala yang terjadi pada tanaman yang berumur 30 hari persemaian dan baru dipindahkan. Daun yang terserang berwarna abu-abu kehijauan, terlipat dan melengkung. Dalam kasus yang parah, daun bisa menggulung, layu, dan mati, serupa dengan saat tanaman terinfeksi penyakit hawar batang. Penyakit busuk daun Phytophthora saat ini merupakan gejala paling umum pada tanaman yang telah mencapai tahap akhir berbuah dan matang.
Hawar daun dapat dikendalikan dengan menyediakan air yang cukup. Menghindari penggenangan air yang berkepanjangan, misalnya banjir satu hari dan kekeringan selama tiga hari. Selain itu, Anda bisa menggunakan pola tanam dengan sirkulasi udara baik, seperti jajar legowo.
- Busuk Batang
Busuk batang merupakan penyakit yang menyerang sebagian kanopi tanaman sehingga tanaman lebih rentan tumbang. Untuk mengamati penyakit ini, buka dulu kanopi tanaman anda. Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hatilah jika tanaman Anda tumbang padahal sebelumnya tidak ada hujan atau angin kencang.
Gejala awal berupa bintik hitam atau bentuk tidak beraturan pada bagian luar pelepah daun yang lama kelamaan membesar. Akhirnya jamur menyerang batang padi, melemahkannya dan akhirnya membunuh bibit. Hal ini akan menyebabkan tanaman tumbang.
Pengendalian dapat dilakukan dengan mengeringkan lahan, menggemburkan tanah dan menyiram kembali. Selain itu, potongan padi harus dibakar atau didekomposisi setelah panen.
- Penyakit Tungro
Penyakit tungro disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh wereng hijau, Nephotettix impicticicepps. Jika tanaman padi terhisap oleh wereng, maka tanaman padi bisa tertular virus. Gejala penyakit bisa antara lain tanaman kerdil, anakan berkurang, ujung daun hingga batang menguning, bulir kecil, tidak muncul sempurna, dan padi kosong. Pengendalian dapat dilakukan dengan membudidayakan varietas padi tahan wereng seperti Kelara dan mengendalikan vektor virusnya.
- Penyakit Bercak Daun
Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Helmintosporium oryzae. Jamur ini menyerang tanaman padi mulai dari biji yang baru berkecambah, pelepah daun, malai, dan buah yang baru tumbuh. Gejala serangan jamur ini antara lain benih padi membusuk dan mati setelah berkecambah, padi matang membusuk dan mengering, dan benih tampak berbintik namun tetap menggembung. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan merendam benih dalam air hangat dilanjutkan dengan air dingin untuk mencegah tumbuhnya jamur.
- Penyakit Busuk Pelepah Daun
Penyakit Busuk pelepah daun disebabkan oleh serangan jamur Rhizoctonia sp. Jamur ini menyerang daun dan pelepah daun tempat terbentuknya bibit padi. Hal ini akan menyebabkan menurunnya produksi dan kualitas panen tanaman padi. Untuk memerangi penyakit ini, Anda bisa menanam padi yang tahan terhadap penyakit tersebut.
- Penyakit Fusarium
Penyakit Fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium moniliforme. Penyakit ini menyerang bulir dan biji muda, menyebabkan warnanya menjadi coklat, menyebabkan daun terkulai dan akar membusuk. Pengendalian dapat dilakukan dengan memperbanyak jarak tanam, misalnya dengan menerapkan pola tanam jajar legowo.