Jeruk Bali merupakan salah satu jenis buah yang sangat populer di negara-negara Asia seperti Indonesia. Yang istimewa dari jeruk ini adalah ukurannya yang sangat besar, tidak seperti jenis jeruk pada umumnya.

Permintaan pasar terhadap jeruk bali yang terus meningkat sehingga banyak pengusaha yang tertarik menanam tanaman ini. Sebelum mempelajari cara menanam jeruk bali, Anda perlu mengetahui ciri-ciri, syarat budidaya dan teknik budidaya yang perlu Anda pahami.

Ciri-ciri Jeruk Bali

Jeruk Bali berupakan tumbuhan yang berjenis akar tunggang. Pada kondisi tanah subur, akar jeruk bali dapat tumbuh hingga kedalaman 4 meter di dalam tanah. Semakin kuat akarnya, semakin besar pula bentuk batangnya.

Umumnya batangnya berbentuk bulat, teksturnya agak kasar, dan agak berduri. Batang ini tumbuh hingga panjang 4,5 meter dan tampak berwarna coklat kehijauan. Sedangkan daunnya tumbuh berukuran sekitar 5-15 cm, berbentuk lonjong dan tulang menyirip.

Sebelum pohonnya berbuah, jeruk bali menghasilkan bunga berwarna putih yang muncul di dahan muda. Pemupukan jeruk bali menghasilkan buah dengan struktur daging buah berwarna merah. Berbeda dengan jeruk pada umumnya yang berwarna kuning atau oranye, jeruk bali memiliki permukaan berwarna hijau dan kulit yang sangat tebal. Biji buahnya juga berbentuk bulat dan beberapa bagian runcing serta bersifat polyembrional.

Syarat Tumbuh Jeruk Bali

Untuk menanam jeruk bali, Anda perlu mengetahui kondisi pertumbuhan tanaman ini. Hal yang perlu diperhatikan adalah:

Iklim

Dari segi cuaca dan iklim, pohon jeruk bali tumbuh di daerah yang suhunya berkisar 25-30 derajat. Tak heran jika buah ini tumbuh besar di daerah tropis seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

Selain itu, jeruk bali juga memerlukan banyak sinar matahari untuk produksi buah yang optimal. Oleh karena itu tanaman ini cocok ditanam di lahan terbuka, tidak dikelilingi pepohonan lebat.

Tanah

Tergantung pada jenis tanah, jeruk bali lebih menyukai tanah yang gembur, berpori, dan subur. Oleh karena itu, usahakan menanamnya dengan ketinggian tidak lebih dari 1,5 meter agar tumbuh baik meski di musim kemarau.

Demikian pula, kedalaman air tanah harus minimal 0,5 meter agar pohon tidak mudah terserang penyakit. Ukuran tanah yang ideal untuk menanam jeruk bali adalah pH 5 hingga 6.

Panduan Teknis Menanam Jeruk Bali

Saat menanam jeruk bali, ikuti teknik menanam yang tercantum di bawah ini untuk memastikan pertumbuhan ponsel Anda secara optimal. Berikut beberapa langkah yang harus Anda lakukan sebelum tahap persiapan lahan.

Perbanyakan Tanaman

Perbanyakan tanaman pada umumnya dapat dilakukan secara vegetatif dengan menggunakan beberapa bagian tanaman seperti batang, cabang, akar dan ranting. Tujuan perbanyakan tanaman ini adalah untuk menghasilkan tanaman baru yang menyerupai induknya.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif tentunya harus dilakukan dengan bantuan manusia, dapat dilakukan dengan cara menebang, mencangkok, merunduk. Namun jika ingin memadukannya dengan vegetasi alami, Harapantani memperbolehkan menggunakan metode grafting.

Mempersiapkan Lahan

Setelah memperbanyak tanaman, jangan lupa menyiapkan lahan sesuai dengan kondisi tumbuhnya pohon jeruk bali. Pastikan lokasi lahan yang Anda pilih sesuai berdasarkan suhu, ketinggian, dan jenis tanah yang digunakan.

Sebelum menanam jeruk bali di tanah rumah, perhatikan juga media tanam yang Anda gunakan. Persiapan tersebut juga mencakup pemberian probiotik agar tanaman terbebas dari hama sehingga dapat tumbuh lebih cepat.

Cara Menanam Jeruk Bali

Setelah Anda menentukan lokasi lahan yang tepat, Anda dapat menanam pohon grapefruit di tanah yang memiliki drainase yang baik. Buatlah ruang dengan menggali lubang yang cukup lebar untuk menampung struktur akar pohon.

Selanjutnya, masukkan pohon ke dalam lubang dan isi setengahnya dengan media tanam. Jangan lupa untuk menaburkan pupuk organik di sekitar batangnya. Sebarkan pupuk organik setebal kurang lebih 2 inci untuk menjaga kelembapan pohon.

Manfaat lain dari pemberian pupuk ini adalah mencegah tumbuhnya gulma dan menjaga kesehatan akar dari pembusukan.

Perawatan Tanaman Jeruk Bali

Setelah Anda menanam jeruk bali, peliharalah untuk memastikan panen berkualitas tinggi. Pemeliharaan tanaman ini meliputi tahapan sebagai berikut:

Penyiraman

Selama perawatan, disarankan untuk menyiram pohon sekali sehari agar tetap terhidrasi. Walaupun jeruk bali sangat tahan terhadap kekeringan, namun perawatan ini perlu dilakukan agar pohonnya dapat cepat berbuah dan dalam waktu singkat.

Pemangkasan

Apapun jenis tanaman yang Anda miliki, Anda perlu merawatnya dengan rutin memangkas bagian pohon yang kering. Agar pohon Anda tetap terlihat indah, Anda bisa memotong bagian yang mati seperti daun, dahan, dan batang.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Langkah selanjutnya adalah pengendalian hama dan penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida. Cara ini sangat efektif dalam membasmi hama dan mengurangi kerentanan terhadap penyakit, sehingga meminimalkan risiko kegagalan panen.

Pemupukan

Jeruk bali atau pamelo, adalah buah yang konon membawa keberuntungan saat Imlek. Tanaman jeruk besar perlu dipupuk agar tumbuh dengan baik. Pupuk kandang dan pupuk buatan juga bisa digunakan sebagai pupuk.

Pupuk buatan yang bisa diaplikasikan antara lain Urea, TSP atau SP36, dan KCl. Pemupukan dilakukan dengan membuat parit di bawah tajuk tanaman. Pupuk kandang kemudian ditaburkan, dilanjutkan dengan pupuk buatan. Kemudian tutup kembali parit tersebut dan lapisi dengan jerami kering agar tidak menjadi keras.

Pemanenan

Pemanenan jeruk bali secara alami berbeda dengan metode pemanenan jeruk pada umumnya. Anda perlu memahami setidaknya dua aspek berikut:

Umur Panen

Umur panen jeruk bali kurang lebih 6 sampai 7 bulan setelah buah muncul dan tumbuh di pohon. Biasanya, satu pohon bisa menghasilkan 300-400 buah dalam sekali panen.

Cara Pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan antara jam 9 pagi sampai jam 5 sore pada saat matahari bersinar dan tidak ada embun. Pemetikan dilakukan dengan cara memotong batang sekitar 1 sampai 2 cm dan dimasukkan ke dalam keranjang.

Untuk sekali panen perlu menyiapkan keranjang dengan berat buah 50-60 kg. Keranjang hasil panen ini harus dialasi rumput kering atau daun pisang dan ditutup dengan karung goni untuk melindungi buah ketika diangkut dari kebun.