Jenis tanah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung lokasinya. Setiap tanah memiliki ciri khasnya masing-masing, dan perbedaan tersebut juga mempengaruhi jenis tanaman yang dapat tumbuh di sana.

Lantas, bagaimana pembagian jenis-jenis tanah di Indonesia? Silahkan simak penjelasan detailnya pada artikel di bawah ini!

Jenis Tanah di Indonesia

Tanah merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan di bumi. Tanah merupakan lapisan permukaan yang menyediakan unsur hara dan air bagi tanaman dan merupakan tempat berkembangnya akar tanaman dengan baik.

Cek Jenis di Indonesia Berikut Ini.

1. Tanah Latosol

Tanah latosol merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat pelapukan matriks tufa vulkanik. Jenis tanah ini sering terdapat di daerah beriklim lembab dengan curah hujan tahunan 2.000 hingga 7. 000 mm. Tanah latosol tahan erosi dan mempunyai produktivitas sedang hingga tinggi.

Selain itu, lahan ini sering digunakan untuk persawahan, budidaya sub-tanaman, perkebunan, dll. Sebaran tanah Latsol tersebar di berbagai wilayah seperti Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Papua.

2. Tanah Podsolik Merah Kuning

Tanah podsolik merah dan kuning merupakan tanah yang terbentuk akibat pelapukan tufa vulkanik, endapan vulkanik, batupasir, dan pasir silika yang bersifat asam. Tanah podsolik terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi antara 2.500 hingga 3.000 mm per tahun.

Berdasarkan sifatnya, tanah rentan terhadap erosi dan produktivitasnya rendah hingga sedang. Oleh karena itu, tanah podsolik banyak digunakan pada lahan sawah, budidaya, perkebunan karet, kopi dan kelapa sawit.

Jenis tanah ini tersebar di Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua.

3. Tanah Mediteran

Tanah mediterania merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat pelapukan batu kapur, batuan sedimen, dan tufa vulkanik. Tanah Mediterania biasanya tumbuh di daerah dengan curah hujan tahunan 800 hingga 2,500 mm. Jenis tanah ini biasanya terdapat pada ketinggian diatas sekitar 0 sampai 400 m.

Sifat tanah Mediterania rentan terhadap erosi dan mempunyai produktivitas rendah hingga sedang. Di Indonesia, luas wilayah negara ini sekitar 7 juta hektar.

4. Tanah Aluvial

Tanah aluvial merupakan tanah yang terbentuk dari akumulasi material yang dibawa oleh sungai. Material ini kemudian diendapkan pada saat surutnya sungai di daerah dangkal.

Tanah aluvial secara alami sangat subur dan rentan terhadap erosi. Endapan aluvial terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama di sepanjang daerah aliran sungai.

5. Tanah Andosol

Tanah andosol terbentuk dari pelapukan batuan induk tufa dan abu vulkanik. Apalagi jenis tanah ini terdapat di daerah dengan curah hujan tahunan 2.500 hingga 7.000 mm.

Sifat tanah andosol sangat sensitif terhadap erosi dan mempunyai produktivitas sedang hingga tinggi. Tanah andosol banyak digunakan untuk menanam sayuran, kopi, buah-buahan, teh, kina dan pinus.

6. Tanah Podsol

Tanah podsol merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat pelapukan tufa vulkanik dan pasir silika. Tanah podsol mudah tererosi dan produktivitasnya rendah. Jenis tanah ini biasanya terdapat di daerah dengan ketinggian antara 0 dan 2.000 m di atas permukaan laut.

Di Indonesia, luas lahan podzol kurang lebih 5 juta hektar, dan jenis lahan ini banyak digunakan untuk budidaya dan perkebunan lada.

7. Tanah Regosol

Tanah regosol merupakan jenis tanah yang terbuat dari batuan lapuk yang mengandung abu vulkanik, pasir pantai, dan napal. Jenis tanah regosol ini terdapat pada daerah dengan ketinggian antara 0 sampai 2.000 m di atas permukaan laut.

Tanah regosol mudah tererosi dan mempunyai produktivitas rendah atau tinggi. Tanah jenis regosol umumnya digunakan pada lahan sawah, perkebunan, dan budidaya tanaman kembali.

8. Tanah Grumosol

Tanah grumosol merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat pelapukan batuan naval, lempung, dan tufa vulkanik. Jenis tanah grumosol biasanya terdapat pada daerah dengan ketinggian antara 0 dan 200 m di atas permukaan laut.

Sifat tanah grumosol ini rentan terhadap erosi dan produktivitasnya rendah hingga sedang. Tanah grumosol banyak dimanfaatkan untuk tanaman palawija, ladang kering, tebu, kapas bahkan hutan jati.

9. Tanah Rensina

Jenis tanah di Indonesia selanjutnya adalah tanah rensina yang terbentuk dari pelapukan batu kapur. Lapisan tanah rensina ini sangat tipis. Oleh karena itu, tanah rentan terhadap erosi dan produktivitasnya relatif rendah.

Tanah jenis rensina biasanya dimanfaatkan sebagai padang rumput, padang rumput, dan hutan jati.

10. Tanah Gambut (Organol)

Tanah gambut atau organol merupakan salah satu jenis tanah yang terbentuk dari bahan induk yang mengandung bahan organik dari hutan gambut dan tumbuhan lahan basah.

Jenis tanah organol sering terdapat di daerah yang curah hujan tahunannya melebihi 5.000 mm. Selain itu, produktivitas di negara ini rendah.

11. Tanah Glei Humus

Tanah glei humus merupakan jenis tanah hasil pengendapan material aluvial pada daerah yang curah hujan tahunannya melebihi 1.500 mm. Jenis tanah glei humus ini mempunyai produktivitas yang rendah.

Sebagian besar sebaran glei humus berada di dataran rendah lahan rawa-rawa. Lahan ini banyak digunakan sebagai persawahan pasang surut dan persawahan rawa.

12. Tanah Litosol

Tanah litsol merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat pelapukan batuan, namun belum sempurna sehingga menyulitkan tanaman untuk tumbuh.

Sebagian besar wilayah ini tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Namun, terdapat berbagai jenis tanah litosol yang masih dapat digunakan untuk menanam tanaman tahunan, dataran tinggi, dan tanaman palawija.

13. Tanah Hidromorf Kelabu

Jenis tanah hidromorf kelabu ini terbentuk dari pelapukan tufa vulkanik yang bersifat asam dan batupasir. Tanah hidromorf kelabu umum ditemukan di daerah dengan curah hujan tahunan lebih dari 2.000 mm.

Sifat tanah ini rentan terhadap erosi dan produktivitasnya rendah hingga sedang. Tanah ini sering digunakan untuk persawahan dan tanaman sampingan, serta sebagai bahan pembuatan batu bata dan genteng.

14. Tanah Planosol

Tanah planosol merupakan jenis tanah yang terbentuk akibat pelapukan batuan sedimen dataran rendah yang kaya akan aluvial. Jenis tanah planosol umum ditemukan di daerah dengan ketinggian antara 0 dan 50 m di atas permukaan laut dan menerima curah hujan tahunan kurang dari 2.000 mm.

Tanah planosol pada dasarnya sangat sensitif terhadap erosi. Selain itu, produktivitasnya rendah dan biasanya digunakan di lahan tadah hujan atau dataran tinggi.

Inilah macam-macam jenis tanah di Indonesia, termasuk sebarannya di berbagai wilayah.