Kudis menular atau skabies, adalah penyakit ektoparasit yang paling umum menyerang kulit hewan ruminansia (kambing, domba, sapi, dll).
Penyakit kudis atau skabies terutama menyerang kambing dan kelinci, tetapi juga dapat menular ke manusia (bersifat zoonosis).
Kudis menular ini sangat populer di kalangan peternak sehingga memiliki banyak nama lain, yakni budag, kurap, dan mange.
Penyakit kudis menular, atau wabah kudis pada hewan ternak, tersebar luas di seluruh Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang ternak pada musim kemarau, ketika pakan langka, dan pada kandang yang kotor dan tidak dibersihkan secara rutin.
Penyakit kudis menular atau skabies, pada ternak disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei yang hidup di saluran kulit, dan Psoroptes ovis yang hidup di permukaan kulit.
Sekalipun jumlah korbannya relatif kecil, jika satu kambing dalam kawanan terkena kudis, ternak lainnya akan cepat tertular. Penyakit ini menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan karena dapat menyebabkan kerusakan kulit, kelemahan, dan bahkan kematian.
Penularan kudis biasanya terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang sakit atau infrastruktur perumahan yang terkontaminasi seperti kandang, tempat makan, dan tempat minum. Kondisi ternak yang buruk juga mempercepat penyebaran kudis.
Area dengan sedikit rambut biasanya rawan terkena, termasuk moncong, telinga, dada bagian bawah, perut, pangkal ekor, punggung, leher, dan kaki.
Ternak yang terserang kutu akan merasa gatal dan terus-menerus menggaruk, menggosok, dan menggigit bagian tubuh yang meradang sehingga menimbulkan luka dan lecet.
Dalam kasus yang parah, seluruh tubuh mungkin terkena, menyebabkan kulit meradang dan cairan membentuk keropeng atau kerak di permukaan kulit.
Kulit penderita skabies menjadi keras, menebal, dan berkerut. Rambut cenderung rontok di area tersebut sehingga menyebabkan kebotakan. Diagnosis skabies ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan mikroskopis pada kulit lecet penderita.
Pengobatan dapat dilakukan dengan cara berikut:
- Campurkan minyak kelapa dan assuntol (10: 1) lalu digosok 2-3 kali dengan selang waktu 3 hari.
- Coumaphos (Assuntol) diberikan dalam bentuk salep 2% yang dilarutkan dalam Vaseline seminggu sekali selama 3 minggu berturut-turut atau disemprotkan ke permukaan kulit dalam bentuk cair 0,1% bisa juga dilapkan ke permukaan kulit hingga basah.
- Benzoas bensilicus 10% dapat dioleskan pada luka.
- Suntikan Ivermectin oleh dokter hewan di Puskeswan setempat.
Pencegahan penyakit skabies dapat dilakukan secara individual oleh peternak dengan cara:
- Menjaga kebersihan kandang dan memberikan pakan yang baik.
- Kambing yang baru datang sebaiknya dipisahkan (jangan langsung dicampur) selama beberapa minggu untuk memastikan bebas dari serangan kudis.
- Hewan yang terinfeksi dikarantina sampai sembuh.
- Kandang dan barang lain yang tercemar dibersihkan dengan menggunakan acarisida dan tidak boleh digunakan selama beberapa bulan..