Lahan kosong di halaman rumah atau pekarangan bisa menghasilkan uang jika diubah menjadi tempat yang produktif. Salah satu caranya adalah dengan menanami lahan kosong dengan sayur atau buah-buahan. Bingung mau menanam apa? tanam saja buah labu. Labu merupakan buah yang dapat tumbuh dengan mudah, baik di dataran tinggi maupun dataran rendah.
Labu memiliki banyak manfaat dan nilai jual yang menjanjikan. Beberapa daerah di Indonesia bahkan membudidayakan tanaman labu. Perlu diketahui bahwa ada banyak jenis-jenis labu. Jika anda tertarik untuk menanam labu, yuk simak artikel ini sampai bawah untuk mengetahui jenis-jenis labu dan cara menanamnya.
Jenis-jenis Labu
Labu kuning
Labu kuning memiliki 3 jenis yang berbeda, di antaranya yaitu Labu parang atau sering disebut waluh merupakan jenis buah dari tanaman merambat. Labu parang memiliki ukuran yang besar, bobotnya bisa mencapai 4-5 kg per buah. Labu jenis ini memiliki tekstur kulit yang keras dan berwarna hijau, oren, sampi kecoklatan. Daging buah labu parang berwarna oren dan tebal. Labu parang biasa diolah menjadi berbagai masakan atau campuran adonan kue. Bahkan saat ini sudah muncul produk tepung dari labu parang.
Jenis yang kedua yaitu kabocha. Kulit kabocha tidak setebal labu parang, berwarna hijau tua dan juga oren. Daging buah kabocha berwarna kuning dan memiliki rasa yang manis dengan tekstur yang halus. Kandungan betakaroten kabocha lebih tinggi daripada labu parang.
Jenis yang ketiga adalah butternut squash. Labu jenis ini memiliki bentuk seperti buah pir, namun ukurannya lebih besar. Panjangnya bisa mencapai 20-30 cm dengan diameter 10-12 cm. Kulit buahnya berwarna kekuningan dan buah yang belum matang berwarna hijau. Butternut squash yang sudah matang akan berwarna kuning oren dan memiliki rasa manis.
Labu siam
Labu siam (Sechium edule) termasuk dalam keluarga labu-labuan (Cucurbitacea), labu jenis ini tergolong mudah dibudidayakan. Labu siam dapat tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian 900-1.100 mdpl di lahan yang subur.
Labu siam memiliki ukuran yang kecil dan berwarna hijau. Labu siam dapat diolah menjadi berbagai masakan. Rasa buahnya tidak terlalu manis, namun labu siam memiliki banyak manfaat, lho. Di antaranya yaitu dapat mengatasi anemia, mencegah kanker dan mengandung antioksidan.
Labu air
Labu jenis ini mempunyai bentuk yang bervariasi seperti lonjong memanjang, dengan ukuran yang besar. Labu air berwarna hijau muda di bagian kulit dan dagingnya berwarna putih. Labu air dapat diolah menjadi berbagai macam masakan. Labu air memiliki banyak manfaat seperti, mengatasi flu, sariawan, dan juga penyakit tifus.
Labu air dapat tumbuh subur di dataran rendah dan juga dataran tinggi. Beberapa orang menanamnya di pematang sawah dan dibiarkan menjalar atau di pekarangan rumah. Cara menanam labu air tidak jauh berbeda dengan labu lainnya seperti labu kuning.
Bligo
Bligo atau sering disebut blonceng adalah jenis labu yang tidak begitu terkenal, sebab labu jenis ini hanya ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Bligo memiliki bentuk yang lonjong, kulitnya berwarna hijau dan diselimuti bulu-bulu halus yang tajam. Daging buahnya lunak dan mengandung banyak air. Ketika sudah tua, bligo akan tertutup bedak putih tebal. Berat buah ini bisa mencapai 3 kg.
Bligo biasanya diolah menjadi minuman segar atau manisan. Rasanya yang enak dan kaya akan vitamin membuat bligo disenangi banyak orang.
Nah, sekarang anda sudah mengetahui jenis-jenis labu. Apakah anda tertarik untuk menanam labu sendiri? Sebagai contoh, simak cara menanam labu kuning untuk pemula di bawah ini.
1. Persiapan lahan
Labu kuning cocok ditanam pada ketinggian 800-1.200 mdpl, dengan curah hujan sekitar 700-1.000 mm/tahun. Tanah yang digunakan sebaiknya jenis aluvial humus, gembur kering, bekas rawa, gumusol, dan tanah merah dengan pH sekitar 5,0 sampai 6,5. Pilih tempat yang terkena sinar matahari dengan baik.
2. Persiapan bibit
Penanaman labu biasanya menggunakan biji atau dengan cara generatif. Pilih buah dengan kualitas unggulan, anda bisa memilih buah dengan ciri-ciri kulitnya keras, berukuran besar, tidak terdapat luka, tangkai buah kering berwarna coklat, daging buahnya kuning tebal, dan ketika di ketuk bunyinya nyaring. Apabila kesulitan mengolah bibit sendiri, anda bisa membeli bibit siap pakai di toko pertanian atau marketplace.
Buah yang akan digunakan sebagai bibit dibiarkan matang di pohon, lalu dipetik kemudian diamkan selama 7 hari. Selanjutnya, buah yang sudah matang bisa diambil bijinya dan diletakkan di sebuah wadah. Rendam biji ke dalam air selama semalaman. Setelah di rendam, jemur biji selama 2 hari sampai kering. Kemudian simpan biji tersebut selama 1-3 bulan sebelum ditanam.
3. Penanaman
Ketika bibit dan lahan sudah siap, kini saatnya menanam biji di lubang. Buat lubang yang tidak terlalu dalam yaitu sekitar 0,5 atau 2 cm supaya biji cepat tumbuh. Setelah itu, timbun biji menggunakan tanah.
4. Perawatan tanaman
Setelah proses penanaman anda juga harus melakukan perawatan sampai masa panen. Perawatan tanaman meliputi, penyulaman ketika terdapat benih yang tidak tumbuh atau rusak, penyiangan, dan pemberian pupuk. Setelah 80 hari pasca tanam, labu sudah bisa mulai dipanen. Panen dilakukan secara bertahap setiap 1 sampai 2 bulan.
Nah, itu dia cara menanam labu kuning yang benar. Cara tersebut cocok diterapkan untuk pemula karena prosesnya yang mudah. Yuk, manfaatkan lahan kosong untuk berkebun. Semangat berkebun!