Sawi biasanya ditumis atau diolah dengan berbagai cara sebagai sayuran dan merupakan sayuran yang paling umum dikonsumsi karena ketersediaannya yang mudah.
Mungkin banyak orang yang belum mengetahui bahwa sawi ada berbagai jenis, selain sawi hijau dan sawi cina, ada juga jenis sawi lainnya seperti bok choy, kairan, dan sawi jepang. Walaupun jenis sawi ada bermacam-macam, namun tentunya mengkonsumsi sawi mempunyai efek positif bagi kesehatan tubuh seperti meningkatkan imunitas.
Berikut ini ikhtisar tentang berbagai jenis sawi.
Varietas Sawi
Sawi (Brassica rapa var. parachinensis L.) merupakan salah satu jenis sayuran pekarangan yang dimanfaatkan daun mudanya.
Asal usul sawi diperkirakan dari Cina dan Asia Timur. Konon dibudidayakan 2.500 tahun lalu dan kemudian menyebar ke Filipina dan Taiwan. Tanaman sawi dipercaya masuk ke wilayah Indonesia pada abad ke-19.
Bersamaan dengan perdagangan sayuran subtropis lainnya, khususnya kelompok kubis. Daerah distribusi utama sawi antara lain Cipanas, Lembang, Pungalengan, Malang, dan Tosari. Khususnya pada wilayah di atas 1.000 meter di atas permukaan laut.
Jenis sawi ada banyak, namun yang populer ditanam di Indonesia adalah sawi putih, sawi hijau, packoy dan banyak lainnya. Varietas yang berbeda memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, serta tingkat kematangan yang berbeda pula. Umumnya daun sawi berbentuk lonjong, halus, tidak terpotong, dan tidak berbulu.
Di Indonesia, petani biasanya hanya mengenal dan menanam tiga jenis sawi saja, yaitu sawi putih, sawi hijau, dan pokcoy. Sawi mengandung beberapa spesies Brassica yang mirip satu sama lain. Di Indonesia, istilah sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa) dari kelompok parachinensis, disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin.
Macam Jenis Sawi
Sesuai dengan klasifikasinya, sawi termasuk dalam genus Brassica yang masih satu famili dengan Cruciferous atau kubis. Oleh karena itu, brokoli, kangkung, dan kembang kol merupakan kerabat terdekat dari sawi. Maka tak heran jika kandungan nutrisinya tidak jauh berbeda.
Nah, berikut ini jenisnya:
1. Sawi Hijau
Sayuran ini memiliki nama ilmiah Brassica rapa L. Sawi hijau disebut juga sawi bakso, dan juga caisim atau caisin yang berasal dari bahasa Kanton karena digunakan sebagai bahan tambahan pada bakso.
Daunnya berwarna hijau, namun tulang daunnya berwarna hijau keputihan. Semakin mendekti ujung, tulangnya menjadi lebih kecil dan warnanya sama. Akarnya terletak di ujung batang dan saling terhubung.
Sawi ini mempunyai rasa yang agak pahit, namun di beberapa daerah rasa pahitnya dapat dihilangkan dengan penggaraman. Maka tak heran jika sawi hijau lebih dikenal dengan sebutan sawi asin di beberapa daerah.
2. Sawi Putih
Sayuran yang dikenal dengan nama petsai atau sawi cina ini lebih mudah dibedakan dibandingkan jenis sayuran cruciferous lainnya. Nama latin sawi putih adalah Brassica rapa (Pekinensis Group).
Jika diperhatikan, bentuknya yang berwarna hijau sawi putih sangat menarik. Daunnya mempunyai warna gradasi, bagian bawah berwarna putih kehijauan dan bagian atas berwarna hijau muda.
Tekstur daunnya bergelombang dan tidak rata, dengan tepi yang tidak rata di sepanjang uratnya. Batangnya berwarna putih, lebar dan berserat, dengan ujung berbentuk kerucut.
3. Pokchoy atau Bokchoy
Pok choy disebut sebagai Brassica rapa (Chinensis Group). Sayuran ini terlihat seperti caisin. Dari segi ukuran, pok choy lebih kecil dibandingkan dengan caisin yang tumbuhnya lebih panjang.
Selain itu, bentuk daun bok choy juga menyerupai sendok. Itu sebabnya sayuran silangan ini disebut sawi sendok.
Bagian batang bok choy yang berwarna putih kehijauan lebih sempit dan lebar dibandingkan caisin kecil. Selain itu, daun sayuran ini jauh lebih keras dibandingkan caisin.
4. Sawi Huma
Seperti Huma, pohon sawi ini tumbuh paling baik di daerah kering seperti lahan basah, sesuai dengan namanya. Sawi huma sensitif terhadap genangan air, sehingga biasanya ditanam setelah musim hujan.
Sawi huma mempunyai ciri daun panjang ramping dan warna hijau agak keputihan. Batangnya juga lebih kecil dari sawi biasa, tapi lebih panjang. Bentuk daunnya mirip dengan bok choy, namun batangnya berbeda.
5. Sawi Pagoda
Sawi pagoda yang nama ilmiahnya Brassica narinosa ini memiliki batang yang pendek dan beruas-ruas sehingga tidak terlihat jelas. Peran batang adalah membentuk dan menopang daun serta batang berwarna hijau muda.
Sawi pagoda memiliki struktur bunga yang tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuncup bunga mempunyai empat kelopak, empat kelopak berwarna kuning cerah, empat benang sari, dan dua sebuah putik yang berongga dua.
Sawi pugoda atau tatsoi mempunyai rasa manis dan pedas. Selain itu, sawi jenis ini sangat serbaguna dan bisa dimakan mentah, dikukus, digoreng, direbus, atau digoreng, seperti halnya bayam.
Tatsoi juga bisa digunakan dalam campuran salad dengan bayam, arugula, selada air, kacang panjang, dan mizuna.
6. Kailan
Dibandingkan dengan yang lain, kailan memang kurang dikenal. Sayuran hijau ini sering disebut dengan pakchoy.
Sayuran ini mempunyai nama latin Brassica oleracea (Alboglabra Group). Dalam bahasa Inggris, sayuran ini disebut Chinese broccoli. Meski ditulis kailan, nama sayuran ini diucapkan “gailan” dalam bahasa Kanton.
Untuk membedakan sayuran ini dengan sayuran lainnya, perlu diperhatikan pada bentuk dan warnanya. Kailan berwarna gelap seperti brokoli yang pekat. Batangnya menyerupai kangkung, dengan cabang-cabang yang daunnya tersusun berlapis-lapis seperti kangkung. Namun berbeda dengan kailan, batang kangkung berbentuk berongga dan kailan tidak.
Seperti halnya pokchoy, kailan memiliki batang yang pendek dan daun yang lebar dan lebar. Dengan kata lain daun kailan berbentuk seperti pokchoy, namun batangnya kecil seperti caisin.
Nah, itulah tadi 6 jenis sawi yang mungkin sering kalian temui di Indonesia. Diperhatikan baik-baik ya, jangan sampai salah pilih! Lalu, sawi jenis apa nih kesukaanmu?