Budidaya lobster air tawar masih merupakan bisnis rumahan yang menjanjikan dan berpotensi menguntungkan. Cara beternak lobster air tawar ini sebenarnya sederhana, namun memerlukan penelitian yang serius.

Pada artikel ini, kita akan memperlajari apa itu lobster air tawar, termasuk habitat, ciri-ciri, dan kebiasaannya. Kami juga membahas 8 cara beternak lobster air tawar untuk pemula.

Mengenal Lobster Air Tawar

Lobster air tawar termasuk dalam kelompok Crustacea. Namun udang ini hidup di air tawar. Ada tiga famili lobster air tawar ini, yaitu Astacidae, Cambaridae, dan Parastacidae.

Dibawah ini penjelasan mengenai lobster air tawar.

Habitat

Habitat asli lobster air tawar ini merupakan pada danau, rawa, atau pada sungai yg berada pada pegunungan. Lobster air tawar juga bersifat endemik, sebagai akibatnya masih ada spesifikasi spesifik yg ditemukan pada wilayah tertentu.

Lobster air tawar jenis Astacidae & Cambaridae poly ditemukan pada belahan dunia utara.

Sedangkan Parastacidae menyebar pada belahan bumi selatan, misalnya Australia, Selandia Baru, & Papua Nugini. Di Indonesia, jenis ini ditemukan pada Indonesia bagian timur.

Ciri-Ciri

Berikut beberapa ciri-ciri atau karakteristrik khusus lobster air tawar:

  • Proses daur hidup lobster air tawar berlangsung seluruhnya di air tawar.
  • Lobster air tawar memiliki sistem inkubasi telur mulai dari pengembangan hingga penetasan.
  • Pengelolaan benih terjadi sejak benih masih mengandung kuning telur sampai benih tersebut berkembang menjadi juvenil dengan ukuran dan umur tertentu.

Perilaku

Perilaku lobster air tawar dapat diketahui dari cara makan dan reproduksinya.

1. Pola Makan

Lobster air tawar merupakan hewan nokturnal sehingga mencari makan pada malam hari. Lobster air tawar memakan biji-bijian, umbi-umbian, dan bangkai hewan.

Mereka memakan makanan dimulai dengan antena panjang yang merasakan keberadaan makanan. Kemudian ia menangkap makanan dengan cakarnya dan bergerak ke dasar jalan

2. Reproduksi

Dalam hal reproduksi, lobster air tawar mempunyai kebiasaan kawin. Berikut proses yang terjadi:

  • Lobster akan mencari pasangan
  • Keduanya saling bercumbu
  • Perkawinan dimulai
  • Induk betina mengerami telur
  • Induk betina merawat benih sampai waktu tertentu

8 Cara Beternak Lobster Air Tawar untuk Pemula

Setelah mempelajari tentang lobster air tawar, kita akan membahas 8 cara beternak lobster air tawar yang bisa dilakukan oleh pemula sekalipun.

Seperti yang dikutip dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan:

1. Menyiapkan Media Pembenihan

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan wadah untuk pembenihan. Terdapat beberapa pilihan yang dapat digunakan, yaitu akuarium, bak plastik atau fiberglass, serta kolam semen.

Selanjutnya, diperlukan lubang persembunyian yang bisa dibuat dari pipa paralon, potongan bambu, genteng, ijuk, atau tali rafia. Terakhir, penting untuk memiliki aerator yang berfungsi memastikan ketersediaan oksigen serta menjaga kualitas air.

Untuk akuarium yang digunakan dalam pemeliharaan lobster air tawar, ukuran yang disarankan adalah 100 cm x 50 cm x 40 cm. Ketinggian air maksimal yang dapat digunakan adalah ¾ dari tinggi akuarium, yaitu sekitar 30 cm. Ukuran ini cocok untuk memelihara satu paket induk yang terdiri dari 5 betina dan 3 jantan, atau sekitar 100 benih dengan ukuran 1 inci.

Jika menggunakan bak plastik atau fiberglass, ukurannya tetap sama dengan akuarium, meski fiberglass cenderung berharga lebih mahal. Sementara itu, kolam semen akan memiliki biaya yang jauh lebih tinggi.

Dalam bisnis skala rumah tangga, kolam semen umumnya digunakan hanya sebagai tempat untuk memijahkan induk sebelum melakukan pembesaran.

Ukuran kolam semen untuk pemijahan dapat dibuat berukuran 40 x 40 x 40 cm dengan ketinggian air sekitar 30 cm.Sedangkan untuk kolam pembesaran, dapat dibuat dengan ukuran 2 x 1 x 1 m atau 1 x 1 x 1 m. Ketinggian air yang ideal berkisar antara 30 hingga 40 cm.Ukuran ini memungkinkan untuk membesarkan antara 50 hingga 100 benih dengan ukuran 1 inci.

2. Memastikan Sumber Air

Sumber air yang dapat dimanfaatkan meliputi PAM, air tanah, dan air sungai. Sebelum digunakan, air PAM dan air tanah perlu diendapkan selama 24 jam terlebih dahulu.

Pentingnya proses ini karena air PAM mengandung klorin dan kaporit yang dapat mengancam kehidupan lobster air tawar. Sementara itu, air tanah diendapkan untuk meningkatkan kadar oksigen. Proses ini dapat dipercepat dengan menggunakan aerator.

Apabila menggunakan air sungai, kualitasnya harus terjaga dengan baik, yang berarti tidak boleh mengandung limbah. Selain itu, lokasi budidaya sebaiknya berada dekat dengan bantaran sungai.

3. Pengendalian Hama Penyakit

Hama yang perlu diwaspadai termasuk kucing dan tikus. Sementara itu, penyakit yang sering menyerang lobster air tawar meliputi jamur Saprolegnia dan Achyla, cacing jangkar, serta parasit Argulus foliaceus.

4. Memilih dan Merawat Calon Induk

Proses pemilihan calon induk sangatlah penting, karena induk yang berkualitas akan menghasilkan benih yang berkualitas pula. Umumnya, dalam pembenihan, dipilih 5 paket induk yang terdiri dari 25 betina dan 15 jantan.

Pilihlah calon induk yang menunjukkan pertumbuhan paling cepat, memiliki nafsu makan yang besar, bergerak dengan lincah, memiliki warna yang cerah, dan hindari memilih lobster air tawar yang memiliki kepala besar namun tubuh kecil.

5. Pemijahan Induk Lobster

Calon induk lobster yang akan dipijahkan harus berusia antara 10 hingga 12 bulan atau memiliki panjang tubuh sekitar 15 hingga 17 cm. Induk jantan dan betina yang akan dipijahkan ditempatkan dalam akuarium berukuran 40 x 40 x 30 cm dengan ketinggian air sekitar 20 cm.

Jumlah induk yang ditempatkan dalam wadah tersebut terdiri dari 3 induk jantan dan 5 induk betina. Pastikan untuk menyediakan tempat persembunyian yang sesuai jumlah dan ukuran dengan induk yang ada.

Proses pemijahan ditandai dengan adanya telur yang terlihat di bagian abdomen induk betina, setelah itu induk betina dipindahkan ke wadah perawatan telur.

6. Penetasan Telur

Proses penetasan telur dapat dilakukan dengan memanfaatkan akuarium, bak plastik, atau kolam semen yang mempunyai ukuran 1 x 1 x 1 m dengan kedalaman air mencapai 0,5 m.

Wadah tersebut mampu menampung sekitar 400 benih atau dua ekor induk betina.

Selama proses pengeraman dan penetasan, penting untuk menjaga suhu dan kondisi wadah tetap stabil, mengingat telur sangat peka terhadap perubahan suhu.

7. Pemeliharaan Benih

Benih yang baru menetas dirawat dalam kolam penetasan selama 10 hari. Setelah itu, benih dipindahkan ke kolam pendederan untuk dirawat selama 2 bulan.

Pastikan kolam ini diletakkan di lokasi yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, mengingat benih masih dalam tahap sangat sensitif.

Benih yang berusia 8-15 hari mulai menunjukkan bentuk seperti lobster dewasa, dilengkapi dengan cangkang kepala dan cangkang tubuh. Setelah satu minggu, benih dapat diberi pakan tambahan berupa cacing sutra, daging udang, tepung kacang, atau pelet udang yang telah dihaluskan.

Setelah benih terpisah dari induknya, segera pisahkan induk betina dari benih ke dalam wadah pemeliharaan induk, kemudian berikan pakan yang kaya protein hingga induk tersebut mengalami molting dan siap untuk dipijahkan kembali.

8. Panen Benih

Tahapan terakhir adalah proses pemanenan benih. Benih yang telah mencapai usia 70 hari dan memiliki panjang 5 cm sudah siap untuk dipanen dan dapat dijual.

Dengan demikian, kita telah mengenal tentang lobster air tawar dan juga delapan cara budidaya yang dapat dilakukan oleh pemula. Selamat mencoba!