Mengapa petani perlu mengetahui cara merawat tanaman padi dengan benar? Hal ini semata-mata untuk memastikan bahwa hasil panennya optimal setiap tahun dan dapat laku di pasaran. Beras merupakan komoditas penting di Indonesia, namun sayangnya kualitas panennya masih sering buruk.

Rendahnya hasil panen padi petani lokal menjadi salah satu alasan pemerintah harus mengimpor beras. Akibat buruknya kualitas beras lokal, pasokan di negara ini pun tidak mencukupi. Selain itu, beras produksi lokal kualitasnya rendah sehingga sulit bersaing di pasar.

Saat ini, sebagian besar petani lokal masih menanam padi menggunakan metode tradisional. Namun pengetahuan yang diperoleh tidak berasal dari sumber-sumber ahli atau buku-buku, tetapi hanya diturunkan dari nenek moyang.

Akan tetapi, beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia sehingga diperlukan persediaan beras dalam jumlah besar. Memproduksi beras berkualitas tinggi akan meningkatkan daya saing di pasar domestik dan internasional.

Jika beras Indonesia menjadi kompetitif di pasar internasional, pendapatan petani secara tidak langsung akan meningkat. Kita bukan lagi importir beras, melainkan eksportir beras ke negara lain.

Jika Indonesia ingin menjadi negara penghasil beras kualitas ekspor di masa depan, petani perlu belajar cara mengelola padi dengan baik. Simak pilihan perawatan padi kami di bawah ini:

Perawatan Tanaman Padi yang Tepat

Untuk menghasilkan beras berkualitas baik, diperlukan perawatan yang tepat sejak awal tanaman padi hingga panen. Secara umum perawatan padi adalah sebagai berikut:

1. Merawat Padi di Fase Vegetatif

Tahap awal saat bibit padi ditanam disebut tahap pertumbuhan vegetatif. Perawatan tanaman padi dilakukan sekitar 50 hari setelah tanam. Tahap vegetatif padi adalah periode sejak bibit padi mulai tumbuh hingga mencapai tahap reproduktif.

Perawatan dini tanaman padi difokuskan pada pertumbuhan akar, batang dan daun. Tahap vegetatif juga mencakup pembentukan dan pertumbuhan bibit padi. Perawatan padi pada musim tanam memerlukan prosedur sebagai berikut:

  • Penyemprotan 1 (5 hari setelah tanam), semportkan dengan kalsium, zinc dan chitosan.
  • Pemupukan 1 (7-10 hari setelah tanam), dilakukan dengan pupuk nitrogen atau urea.
  • Penyemprotan 2 (13-16 hari setelah tanam), dilakukan dengan menyemprotkan amonium phospat, silika dan pupuk mikro.
  • Pemupukan 2 (15-20 hari setelah tanam), dengan menggunakan nitrogen dan NPK (urea/ ponska).
  • Nyorok atau matun (21-22 hari setelah tanam), tujuannya untuk mengendalikan hama.
  • Setelah Anda menyelesaikan langkah-langkah merawat padi selama fase vegetatif, Anda dapat melanjutkan merawat padi selama masa generatif.

2. Merawat Padi di Fase Generatif

Pada fase generatif tanaman padi adalah saat pertumbuhan reproduksi tanaman dimulai. Fokus perawatan padi pada tahap ini adalah pada organ reproduksi seperti bunga dan buah. Selama tahap reproduksi, tanaman padi membutuhkan nutrisi yang sangat penting seperti kalium fosfat, kalsium, dan boron.

Cara merawat padi pada fase generatif meliputi hal berikut:

  • Penyemprotan 1 (50-55 hari setelah tanam), dilakukan dengan menyemprotkan kalium phospat.
  • Penyemprotan 2 (60-65 hari setelah tanam), tahap ini dengan kalsium magnesium, boron, silika dan ZPT
  • Penyemprotan 3 (70-75 hari setelah tanam), menggunakan kalium phospat, silika, pupuk mikro dan ZPT GA3
  • Penyemprotan 4 (80 hari setelah tanam), mengapilasikan kalium nitrat dan pupuk mikro
  • Penyemprotan 5 (85 hari setelah tanam), dilanjutkan dengan kalsium dan boron
  • Penyemprotan 6 (90 hari setelah tanam), tahap pemberian kalium phospat dan ZPT GA3 40%
  • Penyemprotan dilakukan dengan tujuan supaya hama wereng tidak menyerang tanaman padi yang berakibat merusak bunga dan buah/ bijinya.

Perawatan Rutin Tanaman Padi

Selain merawat tanaman padi pada tahap vegetatif dan generatif, berbagai tindakan lain diperlukan untuk memastikan hasil panen yang baik. Ini digunakan untuk perawatan sehari-hari agar padi tumbuh sehat, dan terdiri dari bahan-bahan berikut:

  • Singkirkan gulma dari tanaman padi setiap dua minggu sekali.
  • Irigasi sesuai kebutuhan untuk mencegah kekeringan.
  • Pengendalian hama yang menyerang padi. Hama yang umum merusak padi antara lain tikus, wereng, belalang, dan wereng. Gunakan pestisida organik untuk pengendalian hama yang aman.
  • Orang-orangan sawah ditempatkan di sawah untuk menakuti burung-burung yang mungkin merusak padi.

Kesimpulan

Dengan pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan padi yang tepat, petani lokal dapat berharap dapat meningkatkan kualitas padi mereka. Tujuan kami adalah suatu hari nanti beras lokal dapat mendominasi pasar nasional dan berdaya saing di pasar global.

Petani dapat belajar cara mengelola padi dengan benar dari berbagai sumber, termasuk penyuluh pertanian, buku, dan Internet.