Rambutan (Nephelium sp.) adalah tanaman buah tropis yang tumbuh sebagai pohon dan dikenal dengan ciri khas kulitnya yang berambut, sehingga dalam bahasa Inggris, buah ini sering disebut sebagai “Hairy Fruit“.

Asal-usul tanaman rambutan berasal dari Indonesia, dan kini telah dibudidayakan di berbagai daerah tropis dan subtropis. Komoditas buah ini dipanen setiap musim, menjadikannya sangat diminati di pasaran saat musim panen tiba.

Budidaya tanaman rambutan merupakan aktivitas yang memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai teknik pembibitan, perawatan, dan pemanenan yang tepat. Dengan memahami seluruh tahapan dalam proses budidaya tersebut, petani dapat meningkatkan produktivitas serta kualitas buah rambutan yang dihasilkan.

Berdasarkan informasi dari Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS, berikut ini adalah panduan untuk menanam rambutan agar menghasilkan buah berkualitas.

Pembibitan Tanaman Rambutan

1. Bibit Rambutan Generatif

Bibit rambutan dapat diperoleh melalui metode generatif, yaitu dengan menanam biji. Prosesnya dimulai dengan mengeluarkan biji dari buah, yang kemudian dicuci hingga bersih. Setelah itu, biji direndam selama 30 menit dalam larutan yang terdiri dari 50 mililiter pupuk organik cair yang dicampurkan dengan 1 liter air hangat.

Bakal Tunas Biji Rambutan

Selanjutnya, biji ditanam secara horizontal dengan sisi datar menghadap ke bawah, untuk memastikan bahwa pertumbuhan bibit dapat berlangsung secara lurus dan sistem perakarannya menjadi kuat. Umumnya, biji akan mulai berkecambah dalam rentang waktu 9 hingga 25 hari.

2. Bibit Rambutan Vegetatif

Proses pembibitan dilakukan dengan menggunakan metode cangkok. Pertama-tama, pilihlah dahan yang berusia minimal 5 bulan atau memiliki panjang setidaknya 80 sentimeter. Kemudian, kupas kulit batang sepanjang 20 sentimeter dan bersihkan kambium yang ada di bagian dalam dahan tersebut.

Setelah proses pembersihan, biarkan batang tersebut mengering, lalu balut dengan tanah yang telah dicampur pupuk kandang. Sebagai pembungkus, gunakan plastik berlubang atau serabut kelapa yang diikat di kedua ujungnya. Setelah sekitar 2 bulan, akar akan tumbuh dari cangkokan tersebut dan bibit sudah siap dipindahkan ke media tanam.

Persiapan Lahan Budidaya Tanaman Rambutan

Sebelum penanaman, lahan yang akan digunakan harus dibersihkan dari gulma dan tanaman pengganggu lainnya. Selanjutnya, tanah perlu dibajak agar menjadi gembur. Selain itu, penting untuk menyiapkan sistem saluran air yang efektif guna memastikan proses pembuangan air berjalan dengan baik. Jika tanah tampak kurang gembur atau kekurangan humus, disarankan untuk menambahkan pupuk hijau atau kompos.

Setelah media tanam siap, bedengan dapat dibuat dengan lebar 8 meter, tinggi 30 centimeter, dan panjang disesuaikan dengan ukuran lahan. Pastikan juga ada jarak sekitar 1 meter di antara bedengan agar kesuburan tanah tetap terjaga.

Selanjutnya, mengukur pH tanah menjadi hal yang sangat penting. Pasalnya, jika pH tanah terlalu asam atau tidak sesuai, maka tanah tersebut tidak akan cocok untuk menanam rambutan. Apabila pH tanah tidak berada dalam kisaran yang tepat, langkah yang perlu diambil adalah melakukan pengapuran.

Setelah tahap tersebut, langkah terakhir dalam pengelolaan tanah sebelum penanaman adalah memberikan pupuk. Pupuk kandang seberat sekitar 25 kilogram dapat diberikan setelah menunggu selama satu minggu pasca pemberian kapur pertanian. Dengan demikian, tanah akan siap untuk menanam bibit rambutan yang sudah disemai.

Proses Penanaman Rambutan

Penanaman rambutan sebaiknya dilakukan pada musim hujan agar kebutuhan air bagi tanaman dapat terpenuhi dengan baik. Pilihlah bibit pohon yang sudah cukup umur, dengan minimal 2 hingga 3 helai daun.

Setelah itu, tanam bibit ke dalam gundukan tanah yang telah disiapkan. Lindungi tanaman dari sinar matahari langsung dan hujan dengan atap pelindung. Lakukan penyiraman secara teratur, minimal 1 hingga 2 kali sehari, dan berikan pupuk organik cair secara berkala untuk mendukung pertumbuhan yang optimal.

Pemupukan dan Perawatan Tanaman Rambutan

Cangkok Pohon Rambutan

Dalam proses pemupukan, selain memberikan pupuk dasar saat awal penanaman, pohon rambutan juga perlu diberikan pupuk lanjutan untuk mendukung pertumbuhannya secara maksimal.

Umumnya, pemupukan dilakukan menggunakan campuran pupuk kandang dan pupuk TSP dengan perbandingan 1:2 setelah pohon berusia 2 tahun. Pemberian pupuk ini dilakukan dengan cara menyebarkannya di area yang memiliki jangkauan sejauh diameter daun pohon tersebut.

Sementara itu, perawatan tanaman meliputi penyiraman yang dilakukan dua kali sehari pada tanaman yang berusia dua minggu. Setelah itu, frekuensinya berkurang menjadi sekali sehari hingga tanaman tumbuh besar, di mana penyiraman dilakukan hanya sesuai kebutuhan.

Selain itu, penjarangan dan penyulaman sangat penting untuk menghindari persaingan unsur hara serta mengganti bibit yang kurang sehat di fase pertumbuhan awal. Proses pemangkasan cabang yang kering dan perempelan juga perlu dilakukan untuk membentuk tanaman agar tumbuh dengan rapi.

Proses Panen Tanaman Rambutan

Proses panen tanaman rambutan umumnya dipengaruhi oleh metode penanaman yang digunakan. Jika rambutan ditanam dari biji, waktu yang diperlukan untuk panen akan lebih lama dibandingkan dengan metode cangkok.

Dengan menggunakan teknik cangkok, tanaman rambutan biasanya sudah bisa dipanen pada tahun kedua atau ketiga setelah penanaman. Waktu terbaik untuk melakukan panen adalah selama musim hujan, yaitu antara bulan November hingga Februari.