Jika Anda berniat untuk melakukan budidaya kelapa sawit, penting bagi para petani untuk siap menjalani tahap pemeliharaan secara intensif, terutama dalam upaya pencegahan penyakit. Oleh karena itu, langkah pertama yang perlu diambil adalah memahami penyebab daun sawit menguning.

Kondisi daun sawit yang menguning seringkali terjadi selama masa pertumbuhan tanaman. Untuk itu, sebagai langkah pencegahan, petani harus rutin melakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi potensi penyebab dari masalah ini.

Penyakit yang menyebabkan daun menguning ini sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup pohon kelapa sawit, karena dapat menyebar ke tanaman lain dan berpotensi mengakibatkan kematian.

Lantas, apa saja yang menjadi penyebab daun sawit menguning dan bagaimana cara mencegahnya? Temukan jawabannya di bawah ini.

6 Penyebab Daun Sawit Menguning

Kondisi daun sawit yang menguning ditandai dengan munculnya bintik-bintik di permukaannya. Selain itu, perubahan lain yang terlihat adalah pucuk daun yang menjadi pucat dalam waktu yang relatif singkat.

Perubahan warna pada pucuk daun dari hijau ke pucat ini disebabkan oleh nekrosis, yaitu kematian sel dan jaringan hidup pada tahap pertumbuhan muda. Secara bertahap, penyakit ini dapat menyebabkan busuk pada pangkal batang, yang berujung pada kematian tanaman.

Penyakit yang satu ini bersifat menular dan sering kali terkait dengan metode pemeliharaan serta kondisi kesehatan lingkungan tempat budidaya. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya infeksi ini, penting bagi Anda untuk memahami berbagai faktor yang dapat memicunya.

Infeksi Jamur

Salah satu penyebab utama menguningnya daun sawit adalah infeksi jamur patogen Ganoderma boninense. Jamur ini dapat mengurangi kandungan nutrisi pada daun dan secara perlahan akan menimbulkan bercak kuning yang mulai terlihat di permukaan hingga menjalar ke bagian tengah daun.

Seiring waktu, daun yang terinfeksi akan berubah menjadi hitam, seolah-olah terbakar oleh sinar matahari. Pohon-pohon sawit yang memiliki daya tahan lemah sangat rentan terhadap penyakit ini.

Untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih parah, penting bagi Anda untuk melakukan pemeriksaan rutin pada daun sawit yang berusia 2 hingga 4 bulan. Pada usia tersebut, tanaman sangat rentan terhadap infeksi yang menyebabkan daun menguning.

Kekurangan Unsur Hara

Salah satu penyebab daun sawit menguning, selain infeksi jamur, adalah kekurangan bahan organik dan unsur hara yang diperlukan sebagai sumber nutrisi bagi pohon. Bahan organik yang dimaksud terdiri dari material yang mengandung molekul kation, atau muatan positif. Molekul kation memiliki peran penting dalam menarik unsur hara sehingga tanaman sawit dapat menyerap nutrisi dari tanah. Apabila kandungan zat hara ini tidak mencukupi, pertumbuhan tanaman akan terhambat dan tidak optimal.

Unsur hara makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan magnesium (Mg) sangat penting bagi tanaman sawit. Selain itu, unsur hara mikro seperti boron (B), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), dan besi (Fe) juga turut berperan dalam pertumbuhan tanaman tersebut.

Apabila lingkungan tidak dapat memenuhi kebutuhan unsur hara ini, disarankan untuk memberikan pupuk secara teratur. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah daun menjadi kering. Secara umum, pohon sawit memerlukan setidaknya 5 hingga 7 jenis unsur hara mikro dan makro. Namun, penting untuk memastikan bahwa jumlah unsur makro lebih banyak dibandingkan dengan unsur mikro. Dengan mencukupi kebutuhan hara ini, kandungan klorofil pada daun dapat terpenuhi, sehingga mendukung kesehatan tanaman.

Kadar pH Tanah Terlalu Asam

Kadar pH tanah yang terlalu rendah dapat memengaruhi unsur hara yang ada di dalamnya. Salah satu dampak dari pH yang terlalu asam adalah menguningnya daun pohon sawit. Idealnya, tanah dengan pH netral sekitar 7,00 adalah yang paling cocok untuk budidaya tanaman ini.

Namun, menemukan tanah dengan pH seimbang seperti ini cukup sulit di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk mengatasinya, Anda perlu mengambil langkah tambahan dengan menambahkan kapur dolomit agar pH tanah dapat menjadi netral.

Penanaman pohon sawit di tanah yang memiliki pH netral dapat membantu mencegah munculnya jamur, bakteri, dan gulma yang dapat berisiko menyebabkan kematian tanaman. Selain itu, pastikan untuk menggunakan dosis kapur dolomit yang tepat agar efektif.

Residu Tanah Berlebih

Faktor tanah merupakan penyebab utama yang dapat mengakibatkan daun sawit menguning. Salah satu penyebabnya adalah residu dari penggunaan herbisida, insektisida, atau fungisida, yang dapat memicu pertumbuhan jamur.

Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pengecekan dan penggemburan tanah dengan baik, menggunakan pupuk yang tepat. Langkah ini bertujuan untuk mengangkat residu zat kimia yang ada serta menyeimbangkan unsur hara yang mungkin terganggu.

Kekurangan Air

Selain masalah tanah, kekurangan air juga berpengaruh pada pertumbuhan pohon sawit, terutama dalam hal kekuatan akar. Molekul air sangat penting untuk perkembangan akar, sehingga pohon dapat berdiri dengan kokoh.

Oleh karena itu, petani profesional biasanya memilih untuk mulai menanam pohon sawit saat kondisi tanah masih lembab, terutama jika lahan budidaya terletak di area perbukitan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa lokasi perbukitan cenderung mengalami kesulitan dalam hal ketersediaan air.

Meskipun pohon sawit memerlukan air, disarankan untuk tidak melakukan penanaman di musim penghujan. Kelembapan yang tinggi pada musim ini dapat meningkatkan risiko pertumbuhan jamur yang menyebabkan bercak kuning pada daun.

Kesalahan Penggunaan Pupuk

Pupuk adalah suplemen yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan daya tahan pohon sawit dalam menghadapi serangan bakteri. Penggunaan pupuk ini dapat membantu memulihkan kesehatan unsur hara dalam tanah.

Pemilihan jenis pupuk harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan dosis yang tepat. Sebelum menggunakan variasi suplemen tanah tertentu, disarankan untuk melakukan analisis terhadap kondisi tanah, daun, serta lingkungan budidaya yang ada.