Kerapu merupakan salah satu jenis ikan yang populer di pasar seafood global. Ikan kerapu merupakan ikan yang banyak penggemarnya karena dagingnya yang enak, teksturnya yang unik, dan nilai gizinya yang tinggi.

Karena tingginya permintaan pasar, budidaya ikan kerapu menjadi bisnis yang menjanjikan bagi para petani ikan. Namun seperti bahan baku lainnya, budidaya ikan kerapu mempunyai tantangan tersendiri.

Operasi budidaya ikan kerapu yang sukses memerlukan pertimbangan yang cermat dalam setiap proses, mulai dari penentuan spesies ikan kerapu, persiapan dan pemeliharaan wadah, hingga waktu panen dan strategi pemasaran.

Berikut ini kami akan memperkenalkan cara budidaya ikan kerapu dengan mudah hingga panen, yang pasti akan memberi Anda keuntungan!

1. Pemilihan Benih Ikan Kerapu untuk Budidaya

Terdapat 46 jenis ikan kerapu yang tersebar di lautan dunia, dimana 8 jenis diantaranya hidup di perairan Indonesia. Jenis ikan kerapu yang dibudidayakan antara lain kerapu bebek giant grouper), kerapu sunu (tiger grouper), kerapu macan (estuary cod), dan sebagainya. Bisa dilihat pada “Berbagai Jenis Ikan Kerapu Yang Dibudidayakan Di Indonesia“.

Benih ikan kerapu dipilih berdasarkan kriteria untuk menjamin keberhasilan budidaya dan meminimalkan kegagalan. Kriteria benih ikan kerapu antara lain mutu dari induk unggul, ukuran benih dan umur. Berikut ukuran dan umur benih ikan kerapu berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Kemudian Anda bisa mulai memperhatikan nilai standar kualitas seperti ini:

a) Benih berwarna krem kecoklatan, cerah, dan tidak pucat

b) Bentuk tubuh benih normal dan sirip lengkap

c) Benih sehat, bagian tubuh lengkap dan tidak ada cacat atau kelainan yang terlihat

d) Benih terbebas dari virus (iridiovirus, viral nervous necrosis), bakteri, jamur, dan parasit

e) Benih bergerak aktif/lincah, berenang normal dan cenderung bergerombol

f) Benih mempunyai daya tanggap yang baik terhadap pakan yang diberikan

2. Mempersiapkan Kolam Budidaya

Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan kolam budidaya ikan kerapu. Kerapu biasanya dipelihara di keramba jaring apung (KJA), yang jumlah dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan penangkaran. Anda dapat memelihara 500 bibit ikan kerapu di petak KJA berukuran 3x3x3 m atau 4x4x4 m.

Setelah ikan kerapu tumbuh besar, kepadatannya di dalam kandang juga harus dikurangi melalui proses penyortiran untuk menghindari stres akibat populasi yang terlalu padat dan persaingan yang ketat untuk mendapatkan makanan. Pada saat panen, biasanya terdapat 300 ekor ikan kerapu per petak KJA.

Budidaya ikan kerapu juga bisa dilakukan di kolam, seperti yang dilakukan warga Desa Labuhan, Lamongan, Jawa Timur. Budidaya ikan kerapu di kolam ini menggunakan sistem tradisional plus dan sistem semi intensif dengan menggunakan roda gerabah.

3. Optimalisasi Kualitas Air pada Budidaya Ikan

Kualitas air yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan kerapu. Pastikan air di lingkungan tumbuh Anda selalu bersih dan bebas kontaminan. Parameter air seperti suhu, salinitas, pH, dan oksigen terlarut dapat dipantau secara berkala.

Budidaya ikan kerapu biasanya melibatkan salinitas air 15 hingga 30 ppt, suhu 28 hingga 30°C, kandungan oksigen 5 hingga 8 ppm, pH 7,5 hingga 9,0, dan keberadaan amonia dan nitrat.

4. Pengelolaan Pakan yang Benar

Pakan merupakan faktor penting bagi pertumbuhan ikan kerapu. Pilihlah makanan yang sesuai dengan tahap pertumbuhan ikan kerapu. Ikan kerapu muda membutuhkan pakan berukuran kecil seperti plankton dan larva udang. Kerapu muda biasanya memakan hingga 83% krustasea seperti krustasea dan kepiting, dan 17% sisanya adalah ikan. Seiring bertambahnya usia ikan kerapu, mereka makan lebih banyak ikan.

Jenis udang yang biasa dimakan ikan kerapu adalah udang jerbung, udang krosok, dan udang dogol. Sedangkan jenis ikan yang biasa dikonsumsi ikan kerapu adalah ikan teri, belanak, tembang, cumi-cumi, baronang, dan jenaha. Ikan kerapu dewasa juga dapat diberi pakan komersial yang mengandung nutrisi lengkap.

Kerapu cenderung berburu di kolom air dan tidak menyukai umpan yang jatuh ke dasar kolam atau KJA. Oleh karena itu, pastikan memberi makan ikan kerapu dengan makanan yang memiliki daya apung tinggi. Selain itu, pastikan makanan yang disediakan berkualitas tinggi dan bebas kontaminan.

5. Pengendalian Penyakit dan Parasit

Wadah budidaya harus dibersihkan secara teratur. Pada saat membudidayakan ikan kerapu di KJA, jaring KJA harus dirawat dan dibersihkan secara rutin untuk menghindari terjadinya biofouling pada jaring KJA.

Sebaliknya, jika ikan kerapu dibudidayakan di kolam, pembersihan rutin dan penggantian air juga diperlukan selama siklus pembiakan. Hal ini dilakukan untuk mencegah berkembangnya penyakit dan mengoptimalkan pertumbuhan ikan.

Untuk hasil terbaik, Anda juga dapat memberi ikan kerapu produk tambahan seperti probiotik dan vitamin untuk meningkatkan kekebalannya dan membuat mereka tidak mudah terserang patogen.

6. Pemanenan dan Pemasaran Ikan Kerapu

Selama masa penangkaran ikan kerapu dicatat berat dan panjangnya untuk memantau perkembangan ikan. Jika ikan Anda tidak tumbuh optimal, pertimbangkan faktor perbaikan seperti makanan, kualitas air, dan lingkungan. Hal ini dilakukan hingga ikan mencapai ukuran konsumsi dan siap dipanen.

Setelah panen, hal selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah merencanakan strategi pemasaran dan penjualan Anda. Kerapu dapat dijual langsung ke restoran, pasar lokal, dan toko retail. Memastikan kualitas tetap terjaga selama penanganan dan pengangkutan ikan.

Kami akan tunjukkan cara beternak ikan kerapu dengan mudah, mulai dari pemilihan benih, perawatan hingga panen. Semoga membantu!